Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! –Ratapan 1:1
Baca: Ratapan 1:1, 12-13, 16-20
Seharian itu saya bersama saudara-saudara saya dan keluarga kami memindahkan barang-barang orangtua dari rumah masa kecil kami. Sorenya, ketika kembali untuk mengambil barang-barang terakhir, kami menyadari bahwa itulah kesempatan terakhir kami di rumah ini dan kami pun berfoto bersama di teras belakang. Saya berjuang menahan air mata ketika ibu saya menoleh dan berkata, “Sudah kosong sekarang.” Ucapannya membuat pertahanan saya runtuh. Rumah yang berisi kenangan selama lima puluh empat tahun itu kini sudah kosong. Saya berusaha keras untuk tidak memikirkannya.
Kepedihan hati saya mengingatkan saya pada kata-kata pembuka Yeremia dalam Kitab Ratapan: “Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai!” (1:1). Perbedaan terpentingnya adalah bahwa Yerusalem kosong “karena banyak pelanggarannya” (ay. 5). Allah telah membuang umat-Nya ke Babel karena mereka memberontak terhadap Dia dan menolak untuk bertobat (ay. 18). Orangtua saya pindah rumah bukan karena dosa, setidaknya bukan secara langsung. Namun, karena dosa Adam di Taman Eden, kesehatan setiap manusia pasti merosot sepanjang hidup mereka. Seiring bertambahnya usia, wajar saja jika kita memilih pindah ke rumah yang lebih kecil agar lebih mudah merawatnya.
Saya mengucap syukur atas kenangan yang membuat rumah kami yang sederhana itu istimewa. Rasa sakit adalah harga dari perasaan kasih sayang. Saya tahu perpisahan berikutnya bukanlah dengan rumah orangtua saya, melainkan dengan orangtua saya sendiri. Saya pasti akan menangis. Saya pun berseru kepada Tuhan Yesus agar Dia segera datang, mengakhiri perpisahan, dan memulihkan segala sesuatu. Dialah harapan saya yang sejati.
Oleh: Mike Wittmer
Renungkan dan Doakan
Tempat apa yang menyimpan banyak kenangan indah bagi Anda? Bersyukurlah kepada Allah atas orang-orang yang mengasihi Anda di sana. Bagaimana Anda dapat menciptakan kenangan baru hari ini?
Ya Bapa, terima kasih karena Engkau telah menerimaku dalam keluarga-Mu yang abadi.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kitab Ratapan menggunakan puisi untuk mengungkapkan duka yang dirasakan ketika kota Yerusalem dihancurkan pada tahun 586 SM. Dalam kitab itu, Yerusalem, kota utama di tanah Israel, disebutkan sebanyak tujuh kali (1:7,8,17; 2:10,13,15; 4:12). Yeremia bukanlah satu-satunya orang dalam Kitab Suci yang meratapi Yerusalem. Yesus juga pernah menangisi Yerusalem. “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota [Yerusalem], Ia menangisinya, kata-Nya: ‘Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu’” (Lukas 19:41-42; lihat juga 13:34-35). –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar