Mereka lebih giat lagi berbuat jahat daripada sebelumnya. –Zefanya 3:7 (BIS)
Baca: Zefanya 3:1-8
Kedua mata teman saya menunjukkan apa yang saya sendiri rasakan—ketakutan! Sebagai remaja, kami sudah berperilaku buruk dan sekarang kami menciut gemetaran di hadapan ketua kamp remaja yang kami ikuti. Pria tersebut, yang mengenal baik masing-masing ayah kami, berkata dengan penuh kasih tetapi tegas tentang betapa kecewanya ayah kami nanti. Ingin rasanya kami merangkak ke bawah meja, karena merasakan besarnya tanggung jawab atas pelanggaran kami.
Allah memberikan sebuah pesan yang keras kepada bangsa Yehuda melalui Nabi Zefanya tentang tanggung jawab pribadi atas dosa yang telah mereka perbuat (Zef. 1:1, 6-7). Setelah menjabarkan penghukuman yang akan dijatuhkan-Nya atas musuh-musuh Yehuda (Zef. 2), Allah mengalihkan pandangan kepada umat-Nya yang telah bersalah dan memberontak (Zef. 3). “Terkutuklah Yerusalem, kota bejat yang suka memberontak terhadap Tuhan!” seru Allah (Zef. 3:1 BIS). “Nyatanya, mereka lebih giat lagi berbuat jahat daripada sebelumnya” (Zef. 3:7 BIS).
Allah telah menyaksikan perilaku umat-Nya yang berhati dingin—ketidakpedulian terhadap hal-hal rohani, maraknya ketidakadilan sosial, dan ketamakan mereka yang keji—dan Dia memutuskan untuk mendisiplinkan mereka dengan penuh kasih. Tak peduli di antara mereka ada para “pemuka”, “hakim”, “nabi” (Zef. 3:3-4)—setiap orang telah bersalah di hadapan-Nya.
Rasul Paulus menulis hal berikut ini kepada orang percaya yang masih mengeraskan hati dan hidup dalam dosa, “Engkau menimbun murka atas dirimu sendiri . . . [Allah] akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Rm. 2:5-6). Maka, dalam kuasa Tuhan Yesus, marilah kita hidup dengan memuliakan Bapa kita yang kudus dan penuh kasih, bukan dengan cara hidup yang akan mendatangkan penyesalan.
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Mengapa Anda perlu bertanggung jawab secara pribadi atas dosa-dosa Anda? Bagaimana pilihan Anda yang keliru bisa mempermalukan Allah?
Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk mengejar pilihan-pilihan yang baik dan benar demi nama-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Meski profil Nabi Zefanya (1:1) agak kurang jelas, pesan yang harus disampaikannya sangatlah jelas, yaitu penghakiman atas umat Allah (1:4–2:3; 3:1-7) dan atas bangsa-bangsa di sekitarnya (2:4-15). Ungkapan hari TUHAN lebih banyak ditemukan dalam kitab ini dibandingkan dalam kitab-kitab lain di Perjanjian Lama. Hal itu mengacu pada penghakiman yang sedang berlangsung masa itu ketika Allah memanggil umat dan bangsa-bangsa untuk mempertanggungjawabkan sikap dan tindakan mereka yang melawan Allah, serta juga mengenai penghakiman yang akan datang ketika Kristus kembali. Zefanya 1:15-16 meringkas masa penghakiman ini dengan kata-kata berikut: kegemasan, kesusahan, kesulitan, kemusnahan, pemusnahan, kegelapan, kesuraman, hari berawan, kelam, hari peniupan sangkakala, dan pekik tempur. –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar