"Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa: “Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun.” –Keluaran 5:24
Baca: Keluaran 5:1-9
Ketika di negara Tun terjadi kudeta, pemerintah militer yang berkuasa mulai meneror umat Kristen dan membantai ternak mereka. Keluarga Tun kehilangan mata pencaharian dan tercerai-berai ke berbagai negara. Sembilan tahun lamanya Tun hidup di kamp pengungsian, jauh dari sanak keluarga. Tun tahu Allah senantiasa menyertainya, tetapi ia mulai merasa putus asa, karena selama hidup terpisah itu, dua anggota keluarganya meninggal dunia.
Di masa silam, ada sebuah bangsa yang juga mengalami penindasan. Allah pun menunjuk Musa untuk memimpin mereka—bangsa Israel—keluar dari Mesir. Musa bersedia, meski sempat enggan. Namun, ketika ia menghadap Firaun, penguasa Mesir itu justru semakin menindas bangsanya (Kel. 5:6-9). “Tidak kenal aku Tuhan itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi,” kata Firaun (ay. 2). Orang Israel pun mengeluh kepada Musa, dan itu membuat Musa juga mengeluh kepada Allah (ay. 20-23).
Akhirnya, Allah membebaskan bangsa Israel, sehingga mereka memperoleh kebebasan yang dirindukan—tetapi sesuai dengan cara dan waktu Allah sendiri. Allah mengizinkan kita mengalami pergumulan panjang untuk mengajar kita tentang karakter-Nya dan menyiapkan kita untuk sesuatu yang jauh lebih besar.
Selama bertahun-tahun dalam pengungsian, Tun memanfaatkan waktunya dengan baik. Ia berhasil meraih gelar master dari sebuah seminari di New Delhi. Kini Tun menjadi pendeta yang menggembalakan bangsanya sendiri, yakni para pengungsi seperti dirinya yang telah menemukan tempat tinggal baru. “Pengalaman saya sebagai pengungsi membentuk diri saya menjadi pemimpin yang melayani,” kata Tun. Dalam kesaksiannya, Tun mengutip nyanyian Musa di Keluaran 15:2: “Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku.” Hari ini, Dia menjadi kekuatan dan mazmur kita juga.
Oleh: Tim Gustafson
Renungkan dan Doakan
Pertanyaan apa yang ingin Anda ajukan kepada Allah? Bagaimana Anda dapat mempercayai Allah untuk menepati janji-Nya?
Aku tahu, ya Bapa, bahwa aku selalu dapat mengandalkan-Mu. Ampunilah aku, saat aku melupakan kebenaran itu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu......
WAWASAN
Kitab Suci memberi kita alasan mengapa Allah memerintahkan Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, supaya mereka “mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun” (Keluaran 5:1), “mempersembahkan korban kepada TUHAN” (3:18), dan “beribadah [kata Ibrani ‘avad] kepada-Ku” (4:23; 7:16; 8:1,20; 9:1,13; 10:3). ‘Avad dapat juga diterjemahkan sebagai “melayani” atau “menjadi budak” seperti dalam versi AYT: “Biarkan umat-Ku pergi supaya mereka dapat melayani-Ku di padang belantara” (7:16). Beribadah kepada Allah berarti melayani-Nya. Setelah dipaksa menjadi budak bangsa Mesir, bangsa Israel sekarang dibebaskan untuk melayani Yahwe. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar