Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. –Mazmur 142:4
Baca: Mazmur 142
Mungkin seharusnya saya tidak mengikuti ajakan Brian untuk lomba lari. Saya berada di negeri asing, dan tidak punya bayangan di mana atau berapa jauh kami akan lari atau seperti apa medannya. Lagi pula, Brian seorang pelari cepat. Apakah pergelangan kaki saya bakal terkilir saat mencoba mengimbanginya agar tidak tertinggal? Namun, apa lagi yang dapat saya lakukan selain percaya kepada Brian, karena ia sudah mengenal jalannya? Ketika kami mulai berlomba, kekhawatiran saya semakin menjadi-jadi. Ternyata jalurnya sulit, berkelok menembus hutan lebat di atas permukaan tanah yang tidak rata. Syukurlah, Brian berulang kali menoleh untuk mengecek keadaan saya dan mengingatkan saya akan adanya jalur sulit di depan.
Mungkin seperti itulah yang dirasakan sejumlah tokoh Alkitab ketika memasuki wilayah asing: Abraham di Kanaan, orang Israel di padang gurun, dan murid-murid Yesus dalam misi mereka untuk menyebarkan kabar baik. Mereka sama sekali tidak tahu akan seperti apa perjalanannya, selain menyadari bahwa itu akan sulit. Namun, mereka dipimpin oleh satu Pribadi yang tahu jalan di depan. Mereka harus percaya bahwa Allah akan memberi mereka kekuatan untuk bertahan dan bahwa Dia akan menjaga mereka. Mereka dapat mengikuti Dia karena Dia tahu persis apa yang menanti di depan sana.
Jaminan ini menghibur Daud ketika ia berada dalam pelarian. Meski keadaan serba tidak pasti, ia berkata kepada Allah, “Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku” (Mzm. 142:4). Akan ada saatnya dalam hidup ketika kita takut membayangkan apa yang menanti di depan kita. Namun, kita tahu hal ini: Allah kita, yang melangkah bersama kita, mengetahui jalannya.
Oleh: Leslie Koh
Renungkan dan Doakan
Apa yang menjadi kekhawatiran terbesar Anda? Bagaimana cara Anda mengingatkan diri bahwa Allah melangkah bersama Anda dan Dia mengetahui jalan di depan kita?
Ya Bapa, meski aku tidak tahu apa yang akan terjadi, Engkau tahu. Aku tahu Engkau akan menjaga hidupku dan menuntun langkahku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Empat belas mazmur mempunyai keterangan historis yang terkait dengan peristiwa-peristiwa tertentu dalam kehidupan Daud (Mazmur 3, 7, 18, 30, 34, 51, 52, 54, 56, 57, 59, 60, 63, 142). Keterangan pada Mazmur 142 menyatakan bahwa Daud menulis perenungan itu “ketika ia ada di dalam gua”. Mazmur 57 mempunyai keterangan serupa: “Ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua”. Dua kali Daud bersembunyi di dalam gua dari sang raja yang berusaha membunuhnya (1 Samuel 22:1; 24:1-7). Dalam keputusasaan, Daud meratap, “tidak ada seorang pun yang menghiraukan aku” (Mazmur 142:5). Namun, ia menyerahkan masalahnya kepada Allah. “Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya” (ay. 2-3). Daud tidak hanya mencari perlindungan di dalam gua; ia sungguh-sungguh menjadikan Allah sebagai “tempat perlindungan” (ay. 6). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar