Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu! –Mazmur 61:5
Baca: Mazmur 61
Sejumlah keluarga Angsa Kanada dengan anak-anaknya sering menempati kolam dekat kompleks apartemen kami. Anak-anak angsa kecil itu sangat halus bulunya dan menggemaskan, sehingga sulit untuk tidak mengamati mereka ketika saya sedang berjalan-jalan atau berlari mengelilingi kolam. Namun, saya sudah belajar untuk menghindari kontak mata dan menjaga jarak dari angsa-angsa itu, karena jika tidak, bisa-bisa induk angsa yang protektif menganggap saya sebagai ancaman lalu mendesis dan mengejar saya!
Gambaran seekor burung yang melindungi anaknya adalah salah satu gambaran yang digunakan Kitab Suci untuk mendeskripsikan kasih Allah yang lembut dan protektif terhadap anak-anak-Nya (Mzm. 91:4). Dalam Mazmur 61, Daud agaknya sedang kesulitan untuk merasakan pemeliharaan Allah dengan cara demikian. Ia pernah mengalami Allah sebagai “tempat perlindungan[nya], menara yang kuat” (ay. 4), tetapi sekarang dengan sekuat tenaga ia berseru “dari ujung bumi,” memohon, “tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku” (ay. 3). Ia sangat rindu untuk sekali lagi “berlindung dalam naungan sayap [Allah]!” (ay. 5).
Dengan membawa rasa sakit dan kerinduannya untuk disembuhkan kepada Allah, Daud terhibur saat mengetahui bahwa Allah mendengarnya (ay. 6). Oleh karena kesetiaan Allah, Daud tahu bahwa ia akan “memazmurkan nama[-Nya] untuk selamanya” (ay. 9).
Seperti pemazmur, ketika merasa jauh dari kasih Allah, kita dapat berlari kembali ke dalam dekapan-Nya untuk memperoleh keyakinan bahwa dalam kesengsaraan sekalipun, Dia selalu menyertai, melindungi, dan memperhatikan kita, segigih induk angsa menjaga anak-anaknya.
Oleh: Monica La Rose
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat dikuatkan, dengan mengingat pemeliharaan Allah yang melindungi Anda? Seperti apa pengalaman Anda berada di bawah pemeliharaan-Nya?
Ya Allah, terima kasih untuk kasih perlindungan-Mu yang gigih bagiku. Tolonglah aku berserah penuh dalam pemeliharaan-Mu yang lembut.
Amin......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam Mazmur 61, Daud menggambarkan kerinduannya akan kehadiran Allah dengan metafora “gunung batu yang terlalu tinggi bagiku” (ay. 3), “tempat perlindungan” atau “menara yang kuat” (ay. 4), “kemah” dan “naungan sayap-[Nya]” (ay. 5). Istilah “kemah” yang digabungkan dengan “naungan sayap-[Nya]” mungkin mengacu pada sayap kerub pada tabut perjanjian dalam Kemah Suci (Keluaran 25:20). Setelah membebaskan umat-Nya dari Mesir, Allah memerintahkan mereka untuk membangun Kemah Suci yang akan menjadi tempat kediaman-Nya di tengah-tengah umat-Nya (ay. 8). Di sanalah Dia akan hadir secara dahsyat dan nyata. Di kemudian hari, bait Allah yang dibuat dengan contoh Kemah Suci, akan menjadi pusat bagi umat untuk mengalami kehadiran-Nya. Bait Allah juga berisi ukiran kerub bersayap di tengah-tengah ruang sebelah dalam (1 Raja-Raja 6:23-27). Di masa kini, orang percaya dalam Tuhan Yesus mengalami hadirat Allah melalui Roh Kudus-Nya yang berdiam di dalam kita (1 Korintus 3:16). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar