• Bersandar pada Allah

    Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat. –Amsal 18:10


    Baca: Amsal 18:10-15


    Ketika saya dan beberapa teman pergi ke taman air, kami mencoba melewati serangkaian rintangan terapung yang terbuat dari karet yang berisi udara. Benda-benda yang membal dan licin itu membuat kami hampir tidak mungkin berjalan di atasnya. Sambil terhuyung-huyung melintasi sejumlah tanjakan, tebing, dan jembatan, kami sempat terpeleset dan jatuh tanpa daya ke dalam air sambil berteriak-teriak. Setelah menyelesaikan serangkaian rintangan, teman saya yang kelelahan mencoba bersandar pada salah satu “menara” untuk mengatur napasnya. Akan tetapi, menara karet itu tiba-tiba tertekuk dan teman saya pun kembali tercebur ke air.


    Berbeda dari menara karet yang rapuh di taman air, menara pada masa Alkitab merupakan suatu benteng perlindungan yang kokoh. Hakim-Hakim 9:50-51 mendeskripsikan bagaimana seluruh warga Tebes melarikan diri ke “sebuah menara yang kuat di tengah-tengah kota” untuk berlindung dari serangan Abimelekh. Di Amsal 18:10, penulis menggunakan menara yang kuat untuk menggambarkan Allah—Dialah yang menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada-Nya.


    Kendati demikan, adakalanya di saat kelelahan, alih-alih bersandar pada Allah sebagai menara yang kuat, kita justru mengandalkan hal-hal lain seperti karier, hubungan, atau kenikmatan jasmani untuk memberi rasa aman dan dukungan bagi kita. Kita tidak ada bedanya dengan seorang kaya yang mencari perlindungan dari hartanya (ay. 11). Namun, seperti menara karet yang tidak dapat menopang tubuh teman saya, hal-hal tadi tidak akan dapat memberi kita apa yang benar-benar kita butuhkan. Hanya Allah—yang Mahakuasa dan mengendalikan segala sesuatu—yang dapat menyediakan perlindungan dan penghiburan sejati bagi kita.


    Oleh: Jasmine Goh


    Renungkan dan Doakan

    “Menara” apa yang selama ini menjadi sandaran Anda? Bagaimana Anda dapat mengingatkan diri sendiri untuk berlari kepada Allah, sebagai menara yang kuat?


    Ya Allah, tolonglah aku berlari kepada-Mu, dan bukan yang lain, untuk menemukan penghiburan dan perlindungan.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Penulis amsal menyatakan dengan indah, “Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (Amsal 18:10). Dalam Hakim-Hakim 9, warga Sikhem lari ke dalam suatu liang (ay. 46) untuk mencari perlindungan ketika Abimelekh, salah seorang anak Gideon dan hakim atas Israel [sebelum masa raja-raja] mengancam kota mereka. Sebelumnya, Abimelekh telah membunuh ketujuh puluh saudaranya, kecuali Yotam yang menyembunyikan diri (ay. 5). Celakanya, orang-orang tadi tidak menemukan perlindungan di dalam liang tersebut karena Abimelekh membakarnya, sehingga seluruh penduduk mati (ay. 49). Namun, tidak seperti dengan liang, menara, atau benteng buatan manusia yang menjadi tempat perlindungan sementara, tidak ada yang dapat bertahan melawan Allah. Pemazmur Daud menyatakan Allah sebagai “menara yang kuat terhadap musuh” (Mazmur 61:4) dan “tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan” (9:10; lihat juga 18:3). Kita selalu dapat menemukan perlindungan di dalam Dia. –Alyson Kieda


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB