Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. –Galatia 5:14
Baca: Galatia 5:14-15, 22-26
Setiap pagi, pendeta muda itu berdoa meminta Allah memakai dirinya untuk memberkati seseorang hari itu. Sering kali, situasi yang dimintanya itu muncul dan hatinya pun senang. Suatu hari, saat beristirahat dari pekerjaan sambilannya, ia duduk di bawah sinar matahari bersama seorang rekan kerja yang bertanya kepadanya tentang Yesus. Pendeta itu pun menjawab pertanyaan rekan kerja itu apa adanya. Tidak ada khotbah. Tidak ada perdebatan. Ia berkata bahwa Roh Kudus membimbingnya untuk berbicara santai dengan cara yang terasa efektif tetapi penuh kasih. Ia juga mendapat teman baru—seseorang yang haus untuk belajar lebih banyak tentang Allah.
Mengizinkan Roh Kudus memimpin kita adalah cara terbaik untuk memberi tahu orang lain tentang Tuhan Yesus. Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku” (Kis. 1:8).
Buah Roh “ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal. 5:22-23). Dengan hidup di bawah kendali Roh Kudus, pendeta muda itu mempraktikkan apa yang diperintahkan Petrus: “Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1 Ptr. 3:15).
Sekalipun kita menderita karena percaya kepada Kristus, perkataan kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Roh-Nya senantiasa memimpin kita. Pada saat itu, hidup kita akan dapat menuntun orang lain kepada-Nya.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Gaya komunikasi apa yang Anda gunakan, saat memberi tahu orang lain mengenai Yesus? Bagaimana kesaksian Anda akan lebih efektif di bawah pimpinan Roh Kudus?
Ya Roh Kudus, saat aku memberi tahu orang lain mengenai Yesus, tuntunlah aku untuk berbicara dengan kasih-Mu.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Membaca Galatia 5, kita cenderung memusatkan perhatian pada buah Roh (ay. 22-23), yang harus diperlihatkan oleh setiap orang percaya. Namun, tidak kalah penting untuk memperhatikan juga bagaimana buah Roh tersebut berlawanan dengan perbuatan daging (ay. 19-21). Rasul Paulus menyebutkan perbuatan daging seperti “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” Bandingkanlah perbuatan daging tersebut dengan buah Roh, maka perbedaannya dalam kualitas hidup akan terlihat jelas. Perhatikan juga dampak negatif yang diakibatkan oleh perbuatan daging—yang mencakup kerusakan dalam aspek rohani, moral, dan relasi—jika dibandingkan dengan hal-hal positif dalam hidup yang ditunjukkan oleh buah Roh, yang penting bagi kesaksian orang percaya di dunia. Paulus mengatakan bahwa semua perbuatan daging melanggar hukum Musa, tetapi tentang buah Roh, “Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” (ay. 23). –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar