• Menyambut Orang Asing

    Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. –Efesus 2:19


    Baca: Efesus 2:11-22


    Dalam buku Everything Sad is Untrue, Daniel Nayeri menceritakan tentang penerbangan mengerikan yang ditempuhnya bersama ibu dan saudara perempuannya saat mereka melarikan diri dari penganiayaan di kamp pengungsian untuk mencari perlindungan di Amerika Serikat. Sepasang lansia bersedia menjadi sponsor mereka, meski mereka tidak mengenal keluarga Daniel. Bertahun-tahun kemudian, Daniel masih takjub pada pengalamannya. Ia menulis, “Sungguh tak dapat dipercaya! Mereka melakukannya tanpa tahu apa pun tentang kami. Mereka bahkan belum pernah bertemu kami. Seandainya kami adalah orang jahat, mereka harus ikut menanggungnya. Itu mungkin tindakan paling berani, baik hati, sekaligus nekat yang saya pikir bisa dilakukan seseorang.”


    Akan tetapi, Allah rindu agar kita memiliki perhatian sedalam itu terhadap orang lain. Dia memerintahkan bangsa Israel untuk bersikap baik kepada orang asing. “Kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir” (Im. 19:34). Allah mengingatkan orang-orang bukan Yahudi yang telah percaya—termasuk sebagian besar dari kita—bahwa dahulu kita “tanpa Kristus, . . . tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” (Ef. 2:12). Karena itu, Allah memerintahkan kita semua—baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi—untuk tidak lupa “memberi tumpangan kepada orang [asing]” (Ibr. 13:2)


    Daniel yang kini telah dewasa dan berkeluarga masih terus mengagumi Jim dan Jean Dawson, “yang telah menunjukkan iman Kristen mereka begitu rupa, hingga menyambut sebuah keluarga pengungsi seperti kami untuk tinggal bersama mereka sampai kami menemukan rumah baru.”


    Allah menyambut orang asing dan mendorong kita untuk memberikan sambutan serupa.


    Oleh: Mike Wittmer


    Renungkan dan Doakan

    Siapa orang yang terpinggirkan di sekitar Anda? Bagaimana Anda dapat menjangkau dan menyambutnya ke dalam hidup Anda?


    Tuhan Yesus, tunjukkanlah kepadaku, siapa orang asing yang Engkau mau aku kasihi.

    Amin...

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Terpisahnya orang Yahudi dan non-Yahudi menjadi isu yang sangat penting ketika Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus. Tentunya, sebagai umat pilihan Allah, orang Yahudi memiliki tempat khusus dalam rencana-Nya. Sang Mesias sendiri adalah sepenuhnya Yahudi. Namun, pemisahan tersebut menimbulkan permusuhan yang sengit di antara kedua belah pihak, terutama mengenai praktik sunat. Paulus menyebut sikap tersebut bertentangan dengan rencana Allah—yaitu “bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris” (Efesus 3:6). Allah “telah mempersatukan kedua pihak” (2:14). Orang-orang non-Yahudi “bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga” (ay. 19) oleh darah Kristus (ay. 13). –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB