Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu. –Wahyu 3:8
Baca: Wahyu 3:7-11
Ketika saya tiba di sekolah yang baru, sang guru pembimbing hanya melihat saya sekilas lalu menempatkan saya di kelas penulisan dengan level yang paling rendah. Padahal, di sekolah sebelumnya, saya meraih nilai ujian terbaik, prestasi cemerlang, bahkan penghargaan dari kepala sekolah untuk karya tulis saya. Namun, di sekolah baru ini, pintu masuk ke kelas penulisan “terbaik” telah tertutup bagi saya, karena sang guru melihat saya belum siap.
Jemaat di kota kuno Filadelfia pasti memahami pukulan yang sewenang-wenang seperti itu. Mereka adalah jemaat kecil yang sederhana, dan kota tempat mereka bermukim baru saja rusak parah akibat gempa bumi. Bukan itu saja, mereka juga mengalami perlawanan dari Iblis (Why. 3:9). Gereja yang terabaikan itu “kekuatan[nya] tidak seberapa,” kata Yesus yang telah bangkit, “namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku” (ay. 8). Karena itu, bagi mereka, Allah telah “membuka pintu . . . yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun” (ay. 8). Sesungguhnya, “apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka” ( ay. 7).
Hal ini juga berlaku dalam pelayanan kita. Adakalanya beberapa pintu memang tidak terbuka. Namun, saya bersyukur, Allah telah membuka pintu bagi saya untuk melayani melalui tulisan dan memakainya untuk menjangkau banyak pembaca di seluruh dunia, terlepas dari penolakan seorang guru pembimbing di masa lalu. Pintu-pintu yang tertutup juga tidak akan merintangi Anda. “Akulah pintu,” kata Yesus (Yoh. 10:9). Marilah kita memasuki pintu-pintu yang dibuka-Nya dan mengikut Dia.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Pintu apa saja yang telah Allah bukakan bagi Anda? Bagaimana pelayanan dan kehidupan Anda bertumbuh, sembari Anda menanti Allah membukakan pintu-pintu bagi Anda?
Ya Allah, saat pintu-pintu tertutup bagiku, biarlah aku berpaling kepada-Mu, Sang Pintu yang Kudus, lalu melangkah ke arah dan cara yang Engkau kehendaki.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam Wahyu pasal 2 dan 3, Kristus berbicara lewat tujuh surat kepada gereja-gereja di Asia Kecil (Turki masa kini). Surat kepada jemaat di Filadelfia adalah surat keenam, dan surat kedua yang menyebut tentang “jemaah Iblis” (3:9). Sebutan itu pertama kali muncul dalam surat kepada jemaat di Smirna (Izmir masa kini) (2:9). Kedua pemakaian mendefinisikan “jemaah” tersebut sebagai mereka “yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian” (ay. 9). Apa maksudnya? Mereka adalah orang-orang Yahudi yang menentang jemaat Tuhan di abad pertama dan yang mengklaim bahwa Kerajaan Allah adalah milik bangsa Israel secara eksklusif. Namun, Rasul Paulus menulis, “Allah tidak memandang bulu [antara Yahudi dan non-Yahudi]” (Roma 2:11). Ia menjelaskan, “Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi [yang menaati hukum Taurat]. . . . Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya; . . . [yang dibarui] di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah” (ay. 28-29). –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar