• Yesus, Pembawa Damai Sejati

    Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. –Yohanes 16:33

    Baca: Yohanes 16:25-33

    Pada 30 Desember 1862, pecah Perang Saudara di Amerika Serikat. Pihak-pihak yang bertikai—pasukan Persatuan (dari negara-negara bagian utara) dan Konfederasi (negara-negara bagian selatan)—berkemah di masing-masing sisi Sungai Stones, Tennessee, hanya terpisahkan oleh jarak 640 meter. Sambil menghangatkan tubuh di sekitar api unggun, tentara Persatuan mulai memainkan lagu “Yankee Doodle” dengan biola dan harmonika. Sebagai balasan, tentara Konfederasi memainkan lagu “Dixie”. Yang luar biasa, kedua belah pihak bergabung untuk memainkan lagu terakhir, “Home, Sweet Home” bersama-sama. Musik yang dimainkan bersama oleh kedua musuh bebuyutan dalam gelapnya malam itu memancarkan pijar kedamaian yang tak terbayangkan sebelumnya. Namun, perdamaian dalam melodi tersebut hanya bertahan sesaat. Keesokan paginya, mereka meletakkan alat musik mereka dan mulai mengangkat senjata, sehingga 24.645 tentara gugur di medan perang.

    Upaya kita sebagai manusia untuk menciptakan perdamaian pasti ada batasnya. Kebencian bisa padam di suatu tempat, tetapi kembali menyala di tempat lain. Satu hubungan yang rusak dapat kembali harmonis, lalu buyar lagi berbulan-bulan kemudian. Kitab Suci memberi tahu kita bahwa hanya Allah satu-satunya pembawa damai yang dapat kita percayai. Yesus mengatakannya dengan jelas, “Kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku” (16:33). Kita mempunyai damai sejahtera dalam Yesus. Kita dapat berpartisipasi dalam misi perdamaian-Nya, tetapi hanya rekonsiliasi dan pembaruan dari Allah yang mendatangkan damai sejati.

    Kristus berkata bahwa kita tidak mungkin menghindari konflik. “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan,” kata Yesus. Perselisihan ada di mana-mana. “Tetapi kuatkanlah hatimu,” tambah-Nya, “Aku telah mengalahkan dunia” (ay. 33). Meski upaya kita sering kali terbukti sia-sia, Allah kita yang pengasih (ay. 27) sanggup menciptakan perdamaian dalam dunia yang rapuh ini.


    Oleh: Winn Collier


    Renungkan dan Doakan

    Di mana Anda dapat melihat orang-orang berusaha menciptakan perdamaian? Bagaimana damai yang dibawa Kristus berbeda dengan usaha manusia itu?


    Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku jalan perdamaian-Mu.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Saat menyiapkan para murid untuk menghadapi penangkapan dan kematian-Nya, Yesus memperingatkan bahwa mereka juga akan mengalami masa-masa sulit dan penganiayaan (Yohanes 15:20; 16:2,32). Kristus lalu menghibur murid-murid-Nya yang gelisah dengan menjanjikan surga, Roh Kudus, serta kehadiran dan kedamaian-Nya yang abadi (pasal 14–16). Yesus memberikan kepada mereka dan kita anugerah damai sejahtera yang sangat kita perlukan: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27). Hidup di tengah dunia yang rusak oleh dosa dan yang sarat dengan kesedihan dan penderitaan, kita memiliki kedamaian yang dijanjikan Allah: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal” (Yesaya 26:3-4). –K.T. Sim

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB