• Disukai dan Dikasihi Allah 2024-06-05

    Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau. –Yeremia 1:5

    Baca: Yeremia 1:1-10

    Mungkin kita merasa tombol “like” (suka)—ikon ibu jari yang teracung di Facebook—sudah lama hadir di media sosial. Sebenarnya simbol persetujuan virtual itu baru ada sejak tahun 2009.

    Pencipta tombol itu, Justin Rosenstein, pernah berkata bahwa ia berniat membantu menciptakan “dunia tempat orang-orang saling menyemangati daripada menjatuhkan.” Namun, Rosenstein kini mengeluh bahwa ciptaannya itu mungkin sudah menyebabkan para penggunanya kecanduan media sosial.

    Menurut saya, karya Rosenstein sesungguhnya telah menyentuh kebutuhan mendalam pada diri kita untuk berelasi dan diakui orang lain. Kita ingin tahu bahwa orang lain mengetahui dan menyadari keberadaan kita—bahkan menyukai kita. Tombol “like” itu memang cukup baru, tetapi kerinduan kita untuk mengenal dan dikenal sudah ada sejak manusia diciptakan Allah.

    Namun, harus diakui, tombol “like” tidak sepenuhnya memuaskan kerinduan kita tersebut. Syukurlah, kita melayani Allah yang sanggup melimpahkan kasih jauh lebih dalam daripada sekadar pengakuan di media sosial. Di Yeremia 1:5, kita melihat bagaimana Allah mempunyai relasi yang sarat makna dengan seorang nabi yang Dia panggil untuk melayani-Nya. “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau.”

    Allah sudah mengenal sang nabi bahkan sebelum ia dikandung dan telah merancang baginya suatu hidup yang bermakna bagi pelayanan (ay. 8-10). Allah juga mengundang kita untuk menjalani hidup yang sarat makna, dan itu terjadi ketika kita semakin mengenal Sang Bapa yang juga mengenal, mengasihi, dan menyukai kita dengan mendalam.

    Oleh: Adam R. Holz

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana mengenal Allah dengan akrab telah mempengaruhi cara Anda berelasi dengan orang lain? Bagaimana menjalani hidup yang sarat makna dapat menghadirkan damai sejahtera?

    Ya Bapa, tolong aku mengingat kasih dan panggilan-Mu atas hidupku, menyadari perhatian-Mu yang mendalam, dan rela memberi diriku dibentuk di sepanjang hari-hari yang sudah Engkau rencanakan bagiku.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu,....

    WAWASAN

    Dalam Yeremia 1:4-5, kita melihat panggilan Allah pada Yeremia. Jawabannya, “Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." (ay. 6) mengingatkan kita pada respons Musa terhadap panggilan Allah di Keluaran 4:10: “Aku ini tidak pandai bicara, . . . sebab aku berat mulut dan berat lidah.” Gideon juga memberikan respons serupa kepada malaikat yang menjumpainya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku” (Hakim-Hakim 6:15). Allah menjawab mereka semua dengan jaminan penuh kasih bahwa Dia selalu menyertai kita dan akan memberi kita kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Kita tidak perlu takut. (Yeremia 1:8-9). –Alyson Kieda

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB