Pada waktu duduk makan bersama mereka, Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah, membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya, lalu memberikannya kepada mereka. –Lukas 24:30 (BIMK)
Baca: Lukas 24:28-35
Saat teman saya bergegas pulang dari pekerjaannya yang penuh tekanan di rumah sakit, ia terus memikirkan apa yang akan ia siapkan untuk makan malam sebelum suaminya pulang dari pekerjaannya yang juga sama beratnya. Ia sudah pernah memasak ayam pada hari Minggu dan menghidangkan sisanya di hari Senin. Lalu pada hari Selasa, lagi-lagi mereka makan ayam—kali ini dipanggang. Ia menemukan dua potong ikan dalam lemari es, tetapi ia tahu suaminya tidak terlalu suka makan ikan. Namun, karena tidak menemukan bahan lain yang dapat disiapkan dalam waktu singkat, ia memutuskan untuk memasak ikan itu.
Ketika ia menghidangkan masakan tersebut di meja, ia meminta maaf kepada suaminya yang baru saja tiba: “Aku tahu kau tidak terlalu suka makan ikan.” Sang suami memandangnya dan berkata, “Sayang, ada makanan di meja saja aku sudah senang.”
Sikap sang suami mengingatkan saya pada pentingnya rasa syukur atas pemeliharaan Allah bagi kita setiap hari—apa pun bentuk pemeliharaan itu. Ketika kita bersyukur untuk makanan kita sehari-hari, kita sedang mengikuti teladan Yesus. Ketika makan dengan dua orang murid sesudah kebangkitan-Nya, Kristus “mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah, membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya” (Luk. 24:30 BIMK). Dia mengucap syukur kepada Bapa-Nya seperti pada saat Dia dahulu memberi makan lima ribu orang dengan lima “roti jelai dan dua ikan” (Yoh. 6:9). Ketika kita mengucap syukur atas makanan kita sehari-hari dan beragam kebutuhan lain yang disediakan Allah, ucapan syukur kita mencerminkan sikap Yesus dan memuliakan Bapa kita di surga. Marilah kita mengucap syukur kepada Allah hari ini.
Oleh: Katara Patton
Renungkan dan Doakan
Seberapa sering Anda mengungkapkan rasa syukur Anda kepada Tuhan Yesus? Bagaimana sikap Anda itu dapat memuliakan-Nya?
Allah sumber segala rahmat, terima kasih untuk makananku setiap hari dan semua kebutuhan lain yang Engkau sediakan bagiku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Lukas 24:31 berkata, “Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia.” Mengapa orang-orang percaya itu tidak mengenali siapa Dia ketika Dia berjalan bersama mereka (ay. 15-16)? Situasi ini mengingatkan kita pada kunjungan Maria Magdalena ke kubur Yesus di pagi hari yang sama (Yohanes 20:15). Demikian pula ketika para murid pergi menangkap ikan sepanjang malam, awalnya mereka tidak mengenali Kristus (21:1-4). Dalam kedua kisah tersebut, ketidakmampuan mereka itu mungkin bisa dipahami. Penglihatan Maria mungkin saja terhalang oleh air mata, dan jarak serta sinar fajar pagi hari mungkin membuat para murid tidak mengenali Yesus di Danau Galilea. Namun, alasan tersebut tidak bisa dipakai dalam peristiwa perjalanan ke Emaus. Alasannya mungkin terdapat di Lukas 24:16, yang berbunyi, “Ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.” Bisa saja Yesus sengaja mencegah mereka mengenali Dia, sehingga proses mengajar mereka menghasilkan dampak yang lebih besar (ay. 17-27). –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar