Marilah kita makan dan bersukacita. –Lukas 15:23
Baca: Lukas 15:11-13, 17-24
Gereja kami dahulu di Virginia biasa melakukan pembaptisan di Sungai Rivanna. Air sungai itu sangat dingin, tetapi sinar matahari dapat membawa kehangatan. Seusai ibadah Minggu, kami berbondong-bondong naik mobil dan karavan untuk berangkat ke taman kota yang selalu padat dengan pengunjung yang bermain Frisbee dan anak-anak yang memenuhi wahana permainan. Kami pun menjadi tontonan banyak orang saat kami berjalan menuju sungai. Sambil berdiri dalam air yang membeku, saya membacakan ayat-ayat Kitab Suci dan membenamkan orang-orang ke dalam air untuk menerima baptisan yang menjadi ekspresi nyata dari kasih Allah. Saat mereka keluar dari air dalam keadaan basah kuyup, sorak-sorai dan tepuk tangan membahana. Setelah para penerima baptisan naik ke tepi sungai, sejumlah sahabat dan anggota keluarga mengerumuni dan memeluk mereka, sehingga semua orang jadi basah kuyup. Kemudian kami semua menyantap kue, minuman, dan makanan ringan. Para pengunjung taman yang melihat kami tidak selalu mengerti apa yang terjadi, tetapi mereka tahu bahwa itu adalah sebuah perayaan.
Cerita Yesus tentang anak yang hilang (Luk. 15:11-32) menunjukkan bahwa setiap kali seseorang kembali kepada Allah, kita patut merayakannya. Setiap kali seseorang menjawab “ya” kepada panggilan Allah, itulah saatnya untuk berpesta. Saat anak yang meninggalkan ayahnya itu pulang, sang ayah langsung menghiasi anaknya dengan jubah terbaik, cincin berkilau, dan sepatu baru. “Ambillah anak lembu tambun,” katanya. “Marilah kita makan dan bersukacita” (ay. 23). Sebuah pesta besar dan meriah, yang terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, adalah cara yang tepat untuk “bersukaria” (ay. 24).
Oleh: Winn Collier
Renungkan dan Doakan
Di mana Anda pernah melihat transformasi dan pemulihan terjadi? Seperti apa perayaan yang berlangsung pada momen-momen tersebut?
Ya Allah, aku punya banyak alasan untuk bersukaria, dan sukacita yang kurasakan ini mengalir dari kehadiran serta karya-Mu dalam hidupku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Latar belakang dari perumpamaan Yesus tentang penerimaan seorang ayah terhadap putranya yang telah kembali adalah para pemimpin agama yang bersungut-sungut bahwa Kristus “menerima orang-orang berdosa” (Lukas 15:2; lihat juga 5:30; 7:34). Namun, justru “para pemungut cukai dan orang-orang berdosa [yang] biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia” (15:1). Mendengarkan Kristus dan memberikan tanggapan yang tepat merupakan salah satu tema dalam Injil Lukas (6:27,47; 8:8; 9:35; 10:16; 11:28-31). Sebelum perumpamaan ini, Yesus menceritakan dua perumpamaan lainnya—tentang “domba yang hilang” (15:4) dan “dirham yang hilang” (ay. 9). Dalam kedua perumpamaan tersebut, temanya adalah “sukacita di sorga” (ay. 7) atas kembalinya orang-orang berdosa. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar