Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya. –Yesaya 42:3
Baca: Yesaya 42:1-7
Saat saya mengelus-elus perut Mystique, kucing hutan Nowergian kami yang cantik dan berbulu lebat, dan bermain dengannya, atau ketika ia tertidur di pangkuan saya pada malam hari, terkadang sulit dipercaya bahwa itu kucing yang kami temukan bertahun-tahun lalu. Dulu Mystique adalah kucing jalanan yang kurus dan takut pada semua orang. Namun, keadaan perlahan berubah saat saya mulai memberinya makan setiap hari. Suatu hari Mystique akhirnya membiarkan saya mengelusnya, dan sejak saat itu ia menjadi bagian dari rumah kami.
Perubahan Mystique menjadi pengingat bahwa kesabaran dan kasih dapat mendatangkan kesembuhan. Ini mengingatkan saya pada hati Allah yang digambarkan dalam Yesaya 42. Di sana kita membaca tentang kedatangan seorang hamba yang akan dipenuhi dengan Roh-Nya (ay. 1), yang akan bekerja tanpa lelah dan “dengan setia . . . menegakkan hukum [Allah] di bumi” (ay. 3-4).
Namun, hamba itu—Yesus (Mat. 12:18-20)—tidak akan menegakkan keadilan Allah dengan jalan kekerasan atau ambisi kekuasaan. Sebaliknya, Dia “tidak akan berteriak atau menyaringkan suara” (Yes. 42:2), melainkan dengan penuh kelembutan dan kesabaran merawat orang-orang yang terpinggirkan—yaitu mereka yang “patah” dan terluka (ay. 3).
Allah tidak pernah menyerah terhadap anak-anak-Nya. Berapa pun waktu yang dibutuhkan-Nya, Dia mau merawat hati kita yang terluka, sampai akhirnya kita mulai sembuh. Melalui kasih-Nya yang lemah lembut dan sabar, kita perlahan-lahan belajar untuk kembali mengasihi dan percaya.
Oleh: Monica La Rose
Renungkan dan Doakan
Di mana Anda telah melihat perubahan melalui kasih yang sabar? Bagaimana Anda dapat semakin bertumbuh dalam mengalami dan membagikan kasih Allah?
Allah yang baik, terima kasih, karena Engkau tidak pernah menyerah terhadapku, hingga dengan sabar merawat hatiku yang terluka. Tolonglah aku untuk mengasihi orang lain dengan kasih yang serupa.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Di antara kitab-kitab para nabi, Yesaya 42:1-7 termasuk bagian yang memberikan penguatan. Di dalamnya terkandung gambaran dan metafora yang memperlihatkan sifat yang sabar dan penuh kasih dari “hamba” Allah (ay. 1). Hamba Allah adalah pribadi yang menjalankan misi penebusan dan pemulihan dari Allah. Namun, kita juga melihat adanya identitas yang terpecah dari sosok hamba tersebut. Ayat 1-4 umumnya diyakini mengacu pada satu individu, Mesias yang dinubuatkan, yang digenapi dalam pribadi Yesus. Sejumlah penafsir percaya bahwa ayat 5-7 beralih dari sosok hamba secara individu menjadi hamba secara kolektif, yaitu bangsa Israel, yang akan menjadi “terang untuk bangsa-bangsa” (ay. 6). Kedua bagian tersebut menggambarkan Allah penuh kasih karunia yang sama, dengan sang hamba yang tidak akan memutuskan “buluh yang patah terkulai” (ay. 3) dan yang sanggup “membuka mata yang buta” (ay. 7). –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar