Berdoalah senantiasa. –1 Tesalonika 5:17 (BIMK)
Baca: 1 Tesalonika 5:16-22
“Ujianku dapat nilai 84!”
Saya bisa merasakan kegembiraan putri remaja saya ketika membaca pesan singkat darinya. Ia baru mulai bersekolah di jenjang SMA dan sedang menggunakan ponselnya saat istirahat makan siang. Sebagai ibunya, hati saya gembira, bukan hanya karena ia berhasil mengerjakan ujian yang sulit, tetapi karena ia mau menceritakannya kepada saya. Ia ingin membagikan kabar baik yang diterimanya dengan saya!
Saat menyadari bahwa pesan yang dikirim putri saya telah membuat saya gembira, saya pun memikirkan bagaimana perasaan Allah ketika saya datang kepada-Nya. Apakah Dia sama senangnya saat saya berbicara dengan-Nya? Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah dan sesuatu yang diperintahkan untuk kita lakukan “senantiasa” (1 Tes. 5:17 BIMK). Berbicara dengan-Nya mengingatkan kita bahwa Dia menyertai kita dalam segala keadaan, baik maupun buruk. Dengan menceritakan apa yang kita alami kepada Allah, meski Dia sudah tahu segalanya tentang kita, fokus kita dapat teralihkan dan kita ditolong untuk selalu mengingat diri-Nya. Yesaya 26:3 berkata, “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” Damai sejahtera hadir ketika kita mengalihkan perhatian kita kepada Allah.
Apa pun yang kita hadapi, marilah kita senantiasa berbicara dengan Allah dan tetap terhubung dengan Pencipta dan Juruselamat kita. Ucapkanlah sepenggal doa dan ingatlah untuk bersukacita dan “mengucap syukur.” Lagi pula, seperti kata Paulus, itulah yang “dikehendaki Allah” bagi kita (1 Tes. 5:18).
Oleh: Katara Patton
Renungkan dan Doakan
Adakah yang perlu Anda ceritakan kepada Allah saat ini? Bagaimana Anda dapat mengingat untuk senantiasa terhubung dengan-Nya di sepanjang hari?
Allah Mahakasih, ingatkanlah aku agar tetap terhubung dengan-Mu di sepanjang hari. Aku mau bersukacita dan mengucap syukur kepada-Mu, dalam segala sesuatu yang kuhadapi.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Bagaimana mungkin kita dapat “berdoa dengan tiada berkeputusan” (1 Tesalonika 5:17 TL)? Teolog J.B. Lightfoot menulis, “Hakikat doa bukanlah pada bibir yang berucap, melainkan pada hati yang diangkat kepada Allah.” Artinya, doa bukan hanya waktu-waktu yang kita khususkan untuk berbicara kepada Allah, melainkan isi hati yang terus-menerus dibawa ke hadirat-Nya di sepanjang keseharian kita. Terkadang doa bisa keluar dalam bentuk kata-kata, tetapi sering kali doa juga bisa berupa ungkapan hati kepada Allah tanpa kata-kata. Kita dapat “berdoa dengan tiada berkeputusan” karena Roh Kristus menyatukan hati kita dengan hati Allah, dengan terus-menerus meyakinkan kita akan kasih-Nya bagi kita, anak-anak-Nya (Roma 8:16). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar