Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi kepermaian dan kemuliaan. –Yesaya 4:2
Baca: Yesaya 4:2-6
Di balik tanah yang telah digarapnya, Lee Wilson menyembunyikan sebuah kejutan. Menandai perayaan ulang tahun pernikahan ke-50 mereka, ia mengalokasikan 80 hektar lahan untuk menciptakan kado yang luar biasa bagi istrinya, Renee. Dengan rahasia, ia menanam benih bunga matahari dalam jumlah besar. Tanaman itu berkembang menjadi lautan 1,2 juta bunga matahari berwarna keemasan, yang merupakan favorit Renee. Saat bunga-bunga itu bermekaran, Renee pun terpesona dan tersentuh oleh persembahan cinta yang luar biasa dari Lee.
Saat berbicara kepada bangsa Yehuda dengan perantaraan Nabi Yesaya, Allah membagikan sebuah rahasia: Setelah penghakiman-Nya atas mereka karena ketidaksetiaan mereka kepada-Nya (Yes. 3:1–4:1), sebuah hari yang baru dan mulia akan tiba, sekalipun mereka belum dapat melihatnya sekarang. “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput” (4:2). Mereka memang akan mengalami kehancuran dan pembuangan di tangan Babel, tetapi sebuah “tunas” baru yang indah akan muncul. Umat-Nya yang masih tersisa itu dipisahkan (“kudus,” ay. 3), dibersihkan ( ay. 4), dan dipimpin serta dipelihara dengan penuh kasih oleh-Nya (ay. 5-6).
Hari-hari kita bisa saja terasa gelap, dan janji-janji Allah belum terlihat penggenapannya. Namun, saat kita berpegang teguh pada-Nya dengan iman, suatu hari nanti “janji-janji [Allah] yang berharga dan yang sangat besar” akan digenapi (2 Ptr. 1:4). Hari baru yang indah akan segera tiba.
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Mengapa adakalanya janji-janji Allah terasa masih tersembunyi? Bagaimana Anda dapat menerimanya dengan iman pada hari ini?
Allah Mahakasih, terima kasih atas janji setia-Mu yang indah.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Dalam Kitab Suci, umat Allah (bangsa Israel) sering dibandingkan dengan pohon. Dalam Yesaya 4, Nabi Yesaya merujuk pada “waktu itu” ketika “tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput” (ay. 2). Sebelumnya, “waktu itu” menggambarkan masa penghakiman dan kehancuran (3:7,18; 4:1). Namun, di sini Yesaya menggambarkan “waktu itu” sebagai masa pemulihan dan pembaruan yang indah. Dengan menggambarkan “waktu itu” sebagai masa penghakiman sekaligus pemulihan, Yesaya menyingkapkan bahwa penghakiman itu bukan sekadar kehancuran, tetapi dimaksudkan untuk memurnikan, membersihkan, dan memulihkan Israel untuk menjadi pohon yang seharusnya—“pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan” (ay. 6). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar