Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. –Yakobus 1:4
Baca: Yakobus 1:2-12
Bob Salem memegang rekor sebagai orang yang paling cepat mendorong kacang ke puncak Gunung Pike dengan hidungnya—atau tepatnya, dengan sendok yang dipasang di wajahnya. Ia berhasil menyelesaikan usaha itu dalam tujuh hari, dengan beraksi pada malam hari agar tidak terganggu oleh para turis. Bob adalah orang keempat yang menuntaskan aksi itu, dan ini berarti ada tiga orang lain yang juga sudah melakukannya dengan sangat sabar.
Kita mungkin berkata bahwa kebutuhan mereka akan kesabaran didorong oleh keinginan mereka sendiri, tetapi jujur saja, sering kali kita tidak sabaran menghadapi kehidupan ini. Namun, kesabaran memang kita butuhkan. Kesabaran adalah buah Roh (Gal. 5:22) dan kualitas penting yang diperlukan untuk menjadi “sempurna dan utuh dan tak berkekurangan suatu apa pun” (Yak. 1:4). Orang yang sabar tetap berkepala dingin saat semua orang di sekitarnya panik. Mereka mungkin berharap situasi yang dihadapinya berbeda dari kenyataan, tetapi mereka tidak merasa itu perlu. Mereka tetap bertekun, karena percaya Allah akan memberikan hikmat untuk bertindak dengan bijaksana (ay. 5).
Masalahnya, hanya ada satu cara untuk mempelajari kesabaran. Yakobus berkata, “Ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan” (ay. 3). Ini bisa berupa ujian besar atau kecil. Contohnya, artikel ini saya tulis di bandara. Penerbangan pulang saya dijadwalkan pukul sebelas malam tadi, tetapi ditunda hingga pukul dua pagi, lalu dibatalkan. Setelah tidak tidur semalaman, saya hanya menenggak kopi dan berharap dapat segera tiba di rumah. Saya tidak suka membuang-buang waktu seharian dalam kondisi mengantuk di bandara, tetapi Bapa saya yang penuh kasih sedang mengajarkan kesabaran kepada saya.
Saya berharap pelajaran saya hari ini sudah cukup, tetapi saya hanya bisa menunggu. Bisa saja saya terbang dalam penerbangan berikutnya, bisa juga tidak.
Oleh: Mike Wittmer
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat mengembangkan sifat kesabaran? Mengapa kesabaran sangat penting?
Ya Bapa, tolonglah aku untuk belajar bersabar, dengan terus berpegang pada-Mu dan janji-janji-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Kata ketekunan (hypomonē, Yakobus 1:3-4) dan bertahan (hypomenō, ay. 12) berhubungan dengan kata majemuk Yunani yang berarti “tetap di bawah.” Yang dimaksud di sini adalah “kesabaran yang tabah,” “ketahanan,” “ketekunan.” Dalam A New Testament Wordbook, William Barclay mencatat bahwa hypomonē adalah “salah satu kata yang paling luhur dalam Perjanjian Baru. . . . Itulah kualitas yang membuat seseorang tetap berdiri tegak dengan menantang arah angin.” Ayub menjadi contoh ketahanan yang teguh ini (lihat Yakobus 5:11). Dari kelompok kata lain terdapat kata-kata serupa yang diterjemahkan menjadi “bersabar” (makrothymeō) (5:7-8) atau “kesabaran” (makrothymia) (5:10). Bapa gereja Yohanes Krisostomus (347-407 M) mencatat bahwa kata ini menggambarkan seseorang “yang sepenuhnya mampu membalas dendam tetapi menolak untuk melakukannya.” –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar