• Mengasihi Bangsa-Bangsa 2024-11-04

    Aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa. –Wahyu 7:9

    Baca: Wahyu 7:9-12

    Saya adalah putri dari sepasang orangtua pekerja keras dan penyayang yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Saya bersyukur mereka berani menjadi pelopor dalam keluarga mereka dengan meninggalkan tanah kelahiran demi mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat. Kisah cinta mereka berawal di kota New York, tempat mereka kemudian menikah dan membesarkan dua anak perempuan, termasuk saya, sambil mengelola bisnis mereka masing-masing.

    Sebagai warga asli New York, saya tumbuh besar dengan mencintai warisan budaya Hispanik kami sekaligus mengagumi orang-orang dari berbagai latar belakang. Suatu kali, saya pernah membagikan kisah perjalanan iman saya dalam ibadah malam dari suatu gereja multikultural yang bersekutu di sebuah gedung bekas teater Broadway. Berbicara tentang kasih Allah kepada sekelompok orang dari berbagai budaya menolong saya untuk membayangkan sekilas seperti apa suasana di surga kelak, saat kita bertemu dengan orang-orang dari berbagai bangsa yang bersatu sebagai tubuh Kristus.

    Dalam Kitab Wahyu, Yohanes memberikan gambaran surga yang luar biasa: “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba” (Why. 7:9). Allah Juruselamat kita akan menerima “puji-pujian dan kemuliaan” dan semua yang layak diterima-Nya “sampai selama-lamanya!” (ay. 12).

    Sekarang kita hanya melihat sekilas seperti apa suasana di surga kelak. Namun, suatu hari nanti, kita semua yang percaya kepada Tuhan Yesus akan bersatu dengan-Nya dan dengan orang-orang dari berbagai negara, budaya, serta bahasa. Karena Allah mengasihi bangsa-bangsa, marilah kita juga mengasihi keluarga global kita dalam Kristus.

    Oleh: Nancy Gavilanes

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana cara Anda mengasihi bangsa-bangsa? Bagaimana Anda dapat mensyukuri keberadaan orang lain yang budayanya berbeda dengan budaya Anda?

    Ya Allah, tolonglah aku untuk mengasihi orang lain dengan sungguh.

    Amin...

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Dalam Wahyu 7:9-12, di dalam kitab terakhir Alkitab dan di akhir kisah karya penebusan Allah atas dunia, kita melihat semacam pembalikan dari salah satu pemberontakan terbesar manusia. Dalam Kejadian 11, umat manusia yang masih satu berkumpul untuk membangun “sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit,” sehingga mereka dapat “termasyhur” (ay. 4 BIMK). Konsekuensi dari pemberontakan yang kompak itu adalah perpecahan—diceraiberaikannya orang-orang tersebut ke dalam berbagai bahasa, kaum, suku, dan bangsa.

    Namun, lewat Yesus dan kesatuan yang dihadirkan-Nya melalui pengorbanan diri-Nya, Allah mulai membangun kembali umat manusia. Injil pun menyebar hingga ke ujung bumi. Pada akhirnya, umat yang baru akan berseru dengan satu suara: “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Wahyu 7:10). Umat itu akan bersatu dalam pujian kepada Allah, tidak lagi dalam pemberontakan. –Jed Ostoich

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB