Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata. –Amsal 12:19
Baca: Amsal 12:17-20
Sinematografinya memukau. Musik latarnya memikat dan menenangkan. Isinya menarik dan relevan. Video tersebut menampilkan sebuah percobaan dengan menyuntikkan zat mirip adrenalin pada pepohonan redwood untuk mencegahnya masuk dalam keadaan dorman. Alhasil, pohon-pohon yang disuntik tersebut mati karena tidak diberi kesempatan untuk mengalami masa peristirahatan yang menjadi siklus alaminya.
Video itu bertujuan untuk memperingatkan kita bahwa hal tersebut juga bisa menimpa manusia apabila kita terlalu sibuk dan gagal memperhatikan waktu istirahat. Pesan ini mungkin tidak salah, tetapi video itu sendiri tidak akurat. Sebenarnya, penelitian seperti itu tidak pernah dilakukan. Redwood sendiri adalah pohon yang berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak pernah menjadi dorman. Lagi pula, pepohonan yang ditampilkan dalam video itu adalah sequoia raksasa, bukan redwood pesisir. Meski pesannya baik, isi video tersebut didasarkan pada kebohongan.
Kita hidup di zaman teknologi canggih yang dengan mudahnya membesar-besarkan kebohongan sedemikian rupa sehingga orang meyakininya sebagai kebenaran. Kitab Amsal, yang berisi kumpulan hikmat yang saleh, sering berbicara tentang perbedaan tajam antara kebenaran dan kebohongan. “Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata” (12:19). Ungkapan berikutnya menyatakan kepada kita, “Tipu daya ada di dalam hati orang yang merencanakan kejahatan, tetapi orang yang menasihatkan kesejahteraan mendapat sukacita” (ay. 20).
Kejujuran berlaku atas segala hal, dari perintah Allah hingga video tentang pepohonan. Kebenaran itu “tetap untuk selama-lamanya.”
Oleh: John Blase
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat mempertanyakan apa yang Anda lihat, dengar, dan alami dengan bijaksana? Bagaimana cara Anda menjunjung komitmen untuk selalu menyampaikan kebenaran?
Ya Allah, berilah aku kebijaksanaan setiap hari untuk mengejar apa yang benar.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Salomo, yang menulis sebagian besar isi Kitab Amsal, memulai dengan menyatakan tujuan dari perkataan-perkataan bijak ini: “untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan . . ., dan pengetahuan serta kebijaksanaan” (Amsal 1:2-4). Amsal-amsal itu dimaksudkan untuk membantu pembaca berjalan di “jalan hikmat” (4:11), yang merupakan jalan kebenaran. Seperti penulis amsal, Rasul Yohanes juga berbicara banyak tentang kebenaran. Yang terpenting, Yesus adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Lalu, “jikalau kamu tetap dalam firman-[Nya], . . . kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (8:31-32). Kristus berkata, “Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang” (3:21). Ketika kita berjalan dalam terang Yesus, yang adalah wujud kebenaran itu sendiri, kita benar-benar berjalan dalam hikmat. –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar