Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus? (Mazmur 13:2)
Baca: Mazmur 13
Sudah lebih dari setahun, Jim berjuang melawan penyakit saraf motorik. Kondisi saraf-saraf pada ototnya terus merosot, sehingga otot-ototnya melemah. Ia sudah kehilangan keterampilan motorik halusnya dan kemampuan mengendalikan anggota tubuhnya semakin surut. Ia tidak dapat lagi mengancing baju atau mengikat tali sepatu, dan mustahil baginya untuk memakai sumpit. Jim bergumul dengan kondisinya, dan bertanya, Mengapa Allah membiarkan hal ini terjadi? Mengapa aku, Tuhan?
Jim tidak berbeda dengan banyak orang percaya lain yang mengajukan pertanyaan serupa kepada Allah. Dalam Mazmur 13, Daud berseru, “Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?” (ay. 2-3).
Kita juga boleh membawa kebingungan dan pertanyaan kita kepada Allah. Dia mengerti saat kita berseru, “Berapa lama lagi?” dan “Mengapa begini?” Jawaban utama-Nya diberikan kepada kita dalam Tuhan Yesus serta kemenangan-Nya atas dosa dan maut.
Saat kita memandang salib dan kubur yang kosong, kita menjadi yakin untuk mempercayai “kasih setia” Allah (ay. 6) dan bersukacita atas karya keselamatan-Nya. Bahkan dalam pergumulan terberat sekalipun, kita dapat “menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepada [kita]” (ay. 6). Lewat iman kita kepada Kristus, Dia mengampuni dosa-dosa kita, mengangkat kita sebagai anak-anak Allah, dan menggenapi maksud-Nya yang baik dan kekal dalam hidup kita.
Oleh: Poh Fang Chia
Renungkan dan Doakan
Pertanyaan apa yang perlu Anda ajukan kepada Allah? Bagaimana Dia telah menunjukkan kebaikan-Nya kepada Anda, bahkan dalam pergumulan Anda yang terberat?
Bapa Maha Kasih, terima kasih atas kepedulian-Mu padaku. Tolonglah aku untuk percaya bahwa Engkau sedang mengerjakan sesuatu yang indah dalam hidupku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Mazmur 13 adalah doa yang mendesak untuk meminta pertolongan Allah (Mazmur 13:4-5) sekaligus ratapan pemazmur atas penderitaan panjang yang dialaminya. Ia merasa seolah-olah Allah tak lagi menyertainya dan menyembunyikan wajah-Nya (ay. 2). Ketika pemazmur bertanya, “Berapa lama lagi?” (ay. 2-3), ia tidak menanyakan kapan persisnya penderitaan itu akan berakhir, melainkan meratapi keadaannya yang telah lama menderita dan mendesak Allah untuk tidak lagi berdiam diri dengan turun tangan dan membereskan semuanya. Namun, meski Mazmur 13 sarat dengan nada keputusasaan yang besar, di dalamnya juga terkandung rasa percaya yang kuat (ay. 6-7). Di dalam hubungan kita dengan Allah yang kita kenal sebagai Pribadi yang baik dan setia, kita memiliki keyakinan dan kepercayaan untuk meratap dengan sejujur-jujurnya. Tokoh reformasi gereja, Martin Luther, menyebut doa seperti yang tercantum dalam Mazmur 13 sebagai “keadaan ketika pengharapan berputus asa dan keputusasaan berharap di saat yang sama.”
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar