Jangan bunuh mereka! . . . Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang. (2 Raja-raja 6:22)
Baca: 2 Raja-raja 6:18-23
Dalam novel About Grace, seorang tokoh bernama David Winkler berharap dapat menemukan sang putri yang terasing darinya, dan hanya Herman Sheeler yang bisa menolongnya. Namun, itu tidak mudah. Putri David sebenarnya adalah buah perselingkuhan antara David dan istri Herman, dan Herman telah memperingatkan David agar tidak menghubungi mereka lagi.
Berpuluh-puluh tahun kemudian, David menulis surat kepada Herman untuk meminta maaf atas perbuatannya. “Ada yang hilang dalam hidupku karena aku hanya tahu sedikit sekali tentang putriku,” katanya, sambil meminta lebih banyak informasi mengenai putrinya. Ia terus menunggu apakah Herman akan membantunya.
Bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang yang telah melukai dan merugikan kita? Raja Israel diperhadapkan pada pertanyaan itu setelah musuhnya secara ajaib diserahkan ke dalam tangannya (2 Raj. 6:8-20). “Kubunuhkah mereka?” tanyanya kepada Nabi Elisa. “Jangan!” kata Elisa. “Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang kepada tuan mereka” (ay. 21-22). Lewat perbuatan kasih ini, Israel akhirnya hidup damai dengan musuh-musuhnya (ay. 23).
Herman membalas surat David, mengundangnya datang ke rumah, dan menghidangkan makanan untuknya. “Tuhan Yesus,” Herman berdoa sebelum mereka makan, “terima kasih, karena Engkau telah menjaga diriku dan David selama ini.” Ia pun menolong David menemukan putrinya, dan di kemudian hari David menyelamatkan nyawa Herman. Di dalam tangan Allah, perbuatan kasih yang kita tunjukkan kepada orang-orang yang telah bersalah kepada kita sering kali akan mendatangkan berkat bagi kita sendiri.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Perbuatan kasih siapa yang pernah menggugah hati Anda di masa lalu? Perbuatan kasih seperti apa yang dapat Anda teruskan kepada seseorang hari ini?
Tuhan Yesus, berilah hikmat dan kekuatan kepadaku hari ini untuk menunjukkan kasih kepada mereka yang telah merugikanku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Penulis Ray Stedman membandingkan nabi Elia dan Elisa dengan cara yang tak biasa. Elia pertama kali muncul di 1 Raja-Raja 17. Ia menampilkan kuasa dan penghakiman Allah saat memanggil api turun dari surga dalam pertarungannya dengan 450 nabi Baal (18:30-39). Kemudian, dalam 2 Raja-Raja 1:9-12 ia melakukan hal yang sama, dengan membunuh para tentara Raja Ahazia yang bermaksud menangkapnya. Lalu Elisa “mengambil jubah Elia” (2 Raja-Raja 2:14), yang bisa diartikan bahwa ia juga mengambil alih tugas Elia. Pelayanan Elisa sama kuatnya dengan Elia, meski terkesan kurang “berapi-api.” Stedman mencatat bahwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga (Kisah Para Rasul 1:8-9) telah diisyaratkan jauh-jauh hari oleh Elia, yang naik ke surga dengan kereta berapi (2 Raja-Raja 2:11-12). Senada dengan itu, Stedman juga menulis bahwa Elisa mengisyaratkan pelayanan Roh Kudus, Penghibur yang Yesus janjikan kepada kita setelah Dia kembali kepada Bapa. Ini memperlihatkan kepada kita bagaimana Kitab Suci berulang kali menunjuk kepada Kristus sebagai pusatnya.
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar