• Awal yang Baru Bersama Allah 2025-01-15

    Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. –Roma 5:8

    Baca: Roma 5:6-11

    “Apakah dosa Anda juga membuat Kristus disalibkan?” Tampaknya, itulah pertanyaan yang hendak diajukan pelukis asal Belanda, Rembrandt, dalam mahakaryanya dari tahun 1633, The Raising of the Cross. Yesus muncul di tengah-tengah lukisan ketika salib-Nya diangkat dan ditancapkan pada tanah. Empat orang pria mengangkat salib itu, tetapi salah seorang di antara mereka terlihat menonjol dalam cahaya yang mengelilingi Yesus. Pakaian orang itu berbeda, karena yang dikenakannya adalah corak dari zaman Rembrandt, lengkap dengan topi yang sering dipakai sang pelukis. Jika melihat wajahnya dari dekat, ternyata Rembrandt memasukkan dirinya ke dalam lukisannya sendiri, seolah-olah hendak berkata, “Dosa-dosaku juga memiliki andil dalam kematian Yesus.”

    Namun, ada sosok lain yang juga terlihat menonjol. Dari atas kuda, ia menatap langsung ke luar lukisan. Sejumlah pihak menafsirkan ini sebagai potret diri kedua dari Rembrandt, yang menyampaikan pesan kepada semua orang yang mengamati lukisan ini, dengan tatapan menyelidik yang seolah bertanya, “Bukankah Anda juga ada di sini?”

    Rasul Paulus menempatkan dirinya di sana, di bawah kaki salib Yesus. Kita pun demikian, karena Yesus menderita dan mati bagi kita juga. Di Roma 5:10, ia menyebut dirinya dan juga kita sebagai “seteru” Allah. Namun, meski dosa-dosa kita menyebabkan kematian Yesus, kematian-Nya itu justru memperdamaikan kita dengan Allah: “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (ay. 8).

    Seperti Rembrandt dan Paulus, kita adalah orang berdosa yang membutuhkan pengampunan. Lewat salib-Nya, Tuhan Yesus menawarkan kepada kita apa yang takkan pernah sanggup kita lakukan bagi diri kita sendiri, sekaligus jawaban bagi kebutuhan kita yang terdalam: suatu awal yang baru bersama Allah.

    Oleh: James Banks

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Anda dahulu hidup sebagai seteru Allah? Bagaimana Anda dapat hidup sebagai sahabat-Nya hari ini?

    Tuhan Yesus, terima kasih, karena Engkau telah menyerahkan nyawa-Mu bagiku. Mampukanlah aku untuk hidup dalam kasih-Mu hari ini.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...

    WAWASAN

    Kitab Roma memberi tahu kita bahwa semua manusia sudah berdosa (3:23). Dahulu, kita adalah musuh Allah (5:10) dan patut menerima murka-Nya (1:18; 2:5). Namun, “hanya karena rahmat Allah saja yang diberikan dengan cuma-cuma, hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah: manusia dibebaskan oleh Kristus Yesus” (3:24 BIMK). Dalam Roma 5:1-11, Paulus menegaskan besarnya kasih Allah untuk kita. Pertama, “karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (ay. 5). Kedua, ketika kita masih pendosa dan musuh Allah, Dia memberikan kita Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita (baca 1 Yohanes 4:9-10), menyelamatkan kita dari murka Allah (Roma 5:9-10), dan memulihkan hubungan kita dengan Dia: “Kita pun bergembira juga atas kebaikan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab melalui Kristus, kita sekarang menikmati hubungan kita yang baik itu dengan Allah” (ay. 11 BIMK). –K.T. Sim

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB