Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. –Yohanes 16:33
Baca: Yohanes 16:31-33
Ketakutan membuat saya terbangun pada pukul 3 subuh di hari pertama tahun baru. Pemikiran tentang tahun yang baru dimasuki terasa begitu membebani saya, sehingga hati saya diliputi rasa cemas. Sakit-penyakit yang dialami di tengah keluarga sudah lama membuat saya lelah, dan sekarang, pikiran tentang masa depan membuat saya takut. Masih adakah hal-hal buruk yang akan terjadi? saya bertanya-tanya.
Murid-murid Yesus juga pernah mengalami ketakutan akan terjadinya hal-hal buruk. Meski Sang Guru telah menyiapkan dan meyakinkan mereka sehari sebelum kematian-Nya, masih saja mereka merasa takut. Mereka melarikan diri saat Dia ditangkap (Mat. 26:56); Petrus menyangkal Dia (Yoh. 18:15-17, 25-27), dan mereka semua bersembunyi (20:19). Ketakutan mereka di sepanjang peristiwa penangkapan dan penyaliban Yesus, ditambah kecemasan terhadap penganiayaan, membuat mereka mengambil tindakan yang berlawanan dengan perintah-Nya untuk menguatkan hati dan janji-Nya, “Aku telah mengalahkan dunia” (16:33).
Namun, kematian dan kebangkitan Kristus membuktikan otoritas dan kuasa-Nya atas kehidupan dan kematian. Di dalam Dia ada kemenangan akhir. Meski keadaan dunia yang berdosa membuat kita harus menderita, kita dapat memegang teguh kebenaran bahwa segala sesuatu ada di bawah otoritas Allah kita yang bijaksana dan penuh kasih. Yesus hadir menyertai kita (16:32-33), seperti Dia pernah menyertai para murid, yang kemudian dengan percaya diri pergi memberitakan Injil kepada dunia. Kiranya janji Allah yang menyatakan bahwa Dia tetap mengendalikan segala sesuatu akan meneguhkan hati kita untuk mempercayai-Nya di tahun yang baru ini, dan menjadikan kita berani, sekalipun kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Oleh: Karen Huang
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Anda menanggapi kesulitan, penderitaan, dan pencobaan hidup? Bagaimana cara Anda menguatkan hati?
Tuhan Yesus, terima kasih, karena Engkau telah menolongku menghadapi ketakutanku dan menunjukkan kepadaku bagaimana hidup dengan penuh keberanian.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Dalam Yohanes 16, tatkala Yesus berbicara tentang ketakutan murid-murid-Nya, juga derita dan duka yang akan dialami selama dan sesudah kematian-Nya, ada satu hal yang patut digarisbawahi: tak sekali pun Dia berkata bahwa murid-murid-Nya akan terhindar dari rasa takut dan sakit. Ketika Kristus menghadapi maut, mereka meninggalkan-Nya karena ketakutan—“meninggalkan [Dia] seorang diri” (Yohanes 16:32). Duka yang mereka alami karena kematian-Nya tak terhindarkan—mereka “akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira” (ay. 20).
Alih-alih menawarkan penghiburan karena terhindar dari penderitaan, Yesus memberikan murid-murid-Nya pengharapan yang berakar pada kebangkitan-Nya (Yohanes 16:22). Mereka tak akan menghindari rasa sakit yang mereka rasakan, tetapi karena Kristus telah “mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33), penderitaan mereka akan seperti melahirkan anak—rasa sakit itu tidaklah sia-sia, melainkan akan “berubah menjadi sukacita” (ay. 20)—“tidak ada seorang pun yang dapat merampas” sukacita besar itu (ay. 22). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar