Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh . . . mata-Ku tertuju kepadamu. –Mazmur 32:8
Baca: Mazmur 32:6-11
Seekor kucing liar mengeong sedih, sehingga saya pun menghentikan langkah saya. Saya baru saja berjalan melewati setumpuk makanan yang dibuang dengan sembarangan di tanah. Wow, Allah telah menyediakan makanan untuk kucing yang kelaparan ini, pikir saya. Makanan itu tersembunyi di balik sebuah pilar, jadi saya mencoba memancing kucing yang kurus kering itu ke sana. Kucing itu bergerak ke arah saya seakan percaya penuh—tetapi ia kemudian berhenti dan menolak untuk mengikuti saya lebih jauh. Saya ingin bertanya, Mengapa kamu tidak mempercayai arahan saya? Ada banyak makanan yang menantimu, nih!
Kemudian saya tersadar: Bukankah saya juga sering melakukan hal yang sama dalam hubungan dengan Allah? Seberapa sering saya merespons petunjuk-Nya dengan berpikir, Saya memang percaya kepada-Mu, ya Allah, tetapi saya tidak yakin petunjuk-Mu dapat diandalkan. Itu saya lakukan tanpa menyadari bahwa berkat pemeliharaan-Nya mungkin sudah dekat dan tersedia.
Jalan Allah dapat dipercaya, karena Dia mengasihi kita dan ingin yang terbaik bagi kita. “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu,” kata-Nya kepada kita (Mzm. 32:8). Namun, Dia tidak memperlakukan kita seperti binatang yang perlu dikendalikan (ay. 9). Dia rindu kita mengikuti-Nya dengan sukarela, dan Dia menjanjikan penyertaan-Nya yang abadi saat kita melakukannya: “Orang percaya kepada Tuhan dikelilingi-Nya dengan kasih setia” (ay. 10). Yang perlu kita lakukan hanyalah terus mengikuti-Nya, dengan kesadaran bahwa Dia akan menyertai setiap langkah kita.
Oleh: Leslie Koh
Renungkan dan Doakan
Ketakutan atau kekhawatiran apa yang menghalangi Anda untuk mempercayai Allah sepenuhnya? Hal apa yang Anda rasa Allah ingin Anda lakukan saat ini?
Bapa terkasih, ajarlah aku untuk percaya sepenuhnya kepada-Mu, karena aku tahu, Engkau mengasihiku dan hanya menghendaki yang terbaik bagiku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Suatu mazmur pertobatan berisi ratapan personal sang pemazmur yang mengakui dosa, menunjukkan dukacita dengan bertobat, dan kemudian mempercayakan dirinya kepada rahmat dan pengampunan Allah. Daud menulis lima dari tujuh mazmur pertobatan ini (Mazmur 6, 32, 38, 51, 143). Para ahli juga menghubungkan dua yang lainnya—Mazmur 102 dan 130—dengan Daud, meski penulisnya tidak disebutkan. Sampai setahun setelah menyeleweng dengan Batsyeba, Daud menolak untuk bertobat sebelum Nabi Natan menegurnya (2 Samuel 11–12). Keterangan pembuka Mazmur 51 mengindikasikan bahwa itu ditulis “ketika nabi Natan datang kepada [Daud].” Banyak ahli meyakini bahwa Mazmur 32 dilatarbelakangi peristiwa yang sama. Daud berbicara tentang beratnya beban rasa bersalah selama ia memungkiri dosanya (32:3-4), dan sukacita karena menerima pengampunan Allah ketika ia mengaku dan bertobat (ay. 1-2, 5). Ia membandingkan berkat dari pertobatan (ay. 1-2) dengan penderitaan hidup dengan dosa yang belum diakui (ay. 3-4). Pertobatan menyingkapkan kerinduan kita untuk sungguh-sungguh mengikut Allah dan mengalami hadirat-Nya yang menyucikan (1 Yohanes 1:9). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar