Kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. –Yakobus 1:3
Baca: Yakobus 1:1-12
Kami berempat mendaki dan menjelajahi Ngarai Watkins Glen yang indah di kawasan New York. Adakalanya kami berdiri bersama dengan takjub sambil memandangi air terjun dan tebing setinggi lebih dari 60 meter. Kali berikutnya, kami harus berhenti sejenak untuk mengatur napas dan mengistirahatkan kaki kami yang terluka saat memanjat bebatuan yang basah dan anak tangga yang begitu banyak. Saat kami sudah mendekati puncaknya, seorang pendaki yang sedang berjalan turun berkata, “Dari total 832 anak tangga, hanya tinggal 10 anak tangga lagi.” Mungkin memang ada baiknya kami tidak tahu seberapa sulit perjalanan yang akan dilalui, karena bisa saja kami memutuskan untuk mundur dan melewatkan semua keindahan yang ada.
Terkadang, melangkah dalam perjalanan hidup ini juga terasa sulit. Tuhan Yesus dan Rasul Paulus mengingatkan orang-orang percaya tentang kesulitan dan penganiayaan yang diderita (Yoh. 16:33; 2 Tim. 3:12), dan untuk menghadapinya kita membutuhkan perspektif yang benar. Yakobus berkata, “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan” (Yak. 1:2). Mengapa kebahagiaan, dan bukannya penderitaan? Allah tahu, dan kita “tahu, bahwa ujian terhadap iman [kita] menghasilkan ketekunan” (ay. 3). Namun, untuk apa itu semua? Supaya kita menjadi “sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun” ( ay. 4).
Bila kita mau berhenti sejenak dan melihat, di tengah penderitaan, kita dapat melihat karakter yang kuat dan indah, yang Allah bentuk di dalam diri kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita juga akan belajar menghargai kebenaran bahwa suatu hari nanti, kita akan “menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” (ay. 12). Mari terus mendaki bersama.
Oleh: Anne Cetas
Renungkan dan Doakan
Masalah apa saja yang sedang Anda hadapi? Mungkin Anda belum melihatnya, tetapi menurut Anda, karakter manakah yang Allah ingin tumbuhkan dalam diri Anda?
Terima kasih, ya Allah, bahwa Engkau memahami setiap hal yang terjadi di dalam hidupku dan memiliki rencana yang indah bagiku.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Kemiskinan dan ketidakadilan yang dialami orang miskin sebagai akibat perlakuan orang kaya, boleh jadi adalah bagian dari “pencobaan” dan “ujian terhadap iman” yang dituliskan oleh Yakobus (Yakobus 1:2-3). Dalam ayat 9-12, ia menguatkan pembacanya dengan berkata, “Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,” mengisyaratkan bahwa Allah memihak mereka yang miskin, sembari mengatakan bahwa orang kaya “akan lenyap” (ay. 11). Yakobus juga memperingatkan kita untuk tidak pilih kasih terhadap orang kaya: “Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman?” (2:5). “Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu?” (2:6). Jika kita bertumbuh dalam Kristus, Dia akan menolong kita untuk menjauhi sikap pilih kasih. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar