Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? –Matius 18:33
Baca: Matius 18:21-35
Di dalam film animasi Toy Story, mainan seorang anak menjadi hidup setiap kali si anak meninggalkan ruangan atau sedang tidur. Salah seorang karakter, polisi luar angkasa bernama Buzz Lightyear, sering menunjukkan kemampuannya terbang mengelilingi kamar tidur seraya meneriakkan ungkapan khasnya: “To infinity and beyond!” (harfiah: “Menuju yang tak terhingga dan lebih jauh lagi!”)
Itu ungkapan yang tidak mudah dipahami. Bukankah “yang tak terhingga” itu sudah batas terjauh yang dapat kita capai? Bagaimana mungkin ada sesuatu yang “lebih jauh lagi” dari yang tak terhingga? Dengan mengambil hikmah dari perkataan bijak para filsuf Yunani kuno, ahli matematika Ian Stewart berpendapat bahwa apa yang lebih jauh dari yang tak terhingga adalah ketakterhinggaan yang lebih jauh lagi, tanpa akhir, dan tak berujung.
Yesus tampaknya menerapkan prinsip ini dalam hal pengampunan. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus tentang mengampuni sesama, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku . . . ? Sampai tujuh kali?” Yesus menjawab, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat. 18:21-22). Yesus lalu menceritakan perumpamaan yang membandingkan seorang raja murah hati dengan sosok hamba yang tidak mau berbelas kasih, untuk menegaskan bahwa ketika seseorang benar-benar menyesali kesalahannya, maka tidak ada batas berapa kali orang tersebut harus kita ampuni. Kita harus mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni kita (ay. 33). Berulang-ulang, terus-menerus, tanpa akhir.
Rasanya itu mustahil bagi kita. Itulah sebabnya kita perlu terus meminta pertolongan Allah. Hanya dengan kekuatan-Nya kita sanggup melakukannya. Orang yang sudah diampuni akan rela mengampuni sesamanya. Terus-menerus, tanpa akhir.
Oleh: Elisa Morgan
Renungkan dan Doakan
Siapa yang membutuhkan pengampunan dari Anda? Apa artinya mengampuni orang lain dengan cara yang memuliakan mereka dan juga Allah?
Ya Bapa, mampukanlah aku untuk mengampuni dengan murah hati dan bijaksana, seperti Engkau mengampuni kami.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Di sepanjang Matius 18, Yesus menggunakan contoh ekstrem untuk menyampaikan maksud-Nya—jadilah seperti anak kecil, untuk menjadi “yang terbesar dalam Kerajaan Sorga” (ay. 4); potonglah tangan atau kaki supaya tidak berdosa (ay. 8). Dari perumpamaan orang yang berutang “sepuluh ribu talenta” (ay. 24), penafsir Alkitab John D. Barry menyelidiki bahwa jumlah utang yang sangat besar itu setara dengan gaji 150.000 tahun. Maksud Kristus, dosa kita adalah utang yang takkan pernah bisa kita bayar. Karena kita telah diampuni dari utang yang sebesar itu, sudah sepantasnya kita rela mengampuni orang lain tanpa batas. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar