• Bersama Lebih Baik 2025-05-19

    Kalau yang seorang jatuh yang lain dapat menolongnya. –Pengkhotbah 4:10 (BIMK)

    Baca: Pengkhotbah 4:9-12

    Meggie telah menggunakan obat-obatan terlarang selama 10 tahun, dan kebiasaan itu membuatnya keluar-masuk penjara. Tanpa perubahan hidup yang nyata, ia pasti segera terjerumus lagi ke penjara. Suatu hari, ia bertemu Hans, seorang mantan pecandu yang hampir kehilangan tangan ketika pembuluh venanya pecah akibat penyalahgunaan obat. “Itulah pertama kalinya aku berseru kepada Allah,” kata Hans. Allah pun menanggapi seruan Hans dengan memampukannya menjadi rekan ahli dalam sebuah lembaga yang mengoordinasi pemulihan bagi para pecandu yang sedang dipenjara.

    Program yang disebut dengan Stone Soup (Sup Batu) ini membantu sebuah penjara di Amerika untuk menyediakan dukungan bagi para mantan narapidana agar dapat diterima kembali dalam komunitas mereka. Melalui program itu, Meggie pindah ke rumah yang mendukung pemulihan dan berhasil hidup bersih dari obat-obatan. Hans menolong dirinya dan orang-orang lainnya dengan sebuah pendekatan yang terintegrasi, yakni menyediakan penempatan kerja, pilihan pendidikan, perawatan, serta pemenuhan kebutuhan keluarga.

    Alkitab menggambarkan kekuatan dari kerja sama yang bijak. “Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik. Kalau yang seorang jatuh yang lain dapat menolongnya” (Pkh. 4:9-10 BIMK). Namun, “kalau seorang jatuh, padahal ia sendirian, celakalah dia, karena tidak ada yang dapat menolongnya” (ay. 10).

    Seperti cerita rakyat “Stone Soup”, yang mengisahkan seorang pengembara yang kelaparan meminta penduduk desa agar masing-masing membawa satu bahan untuk membuat sup yang lezat bagi semua orang, Alkitab menegaskan bahwa kita lebih kuat dan baik sewaktu kita bersama (ay. 12). Allah merancang kita hidup dalam komunitas, menolong dan juga menerima pertolongan sesama. Ini bukan dongeng, melainkan kebenaran bagi kehidupan.

    Oleh: Patricia Raybon

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana kekuatan yang kita kumpulkan dapat menolong kita melayani orang lain dengan lebih baik? Apa yang dapat Anda berikan untuk membuat “sup batu” bagi komunitas Anda?

    Berkatilah aku, ya Allah, untuk menolong sesamaku, bersama orang lain yang Engkau pertemukan denganku.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...

    WAWASAN

    Kitab Pengkhotbah memberi gambaran yang realistis tentang hidup di muka bumi, “di bawah matahari” (Pengkhotbah 1:3; 4:1)—yaitu hidup yang ada dalam batas kita sebagai manusia. “Pengkhotbah” (1:1) membongkar betapa sia-sianya “menjaring angin” (4:4,6,16)—kesementaraan yang sering kita anggap akan membawa kepuasan—seperti pekerjaan, kekayaan, kekuasaan, nama besar, kesenangan, pembelajaran, dan lainnya. Ia pasrah karena menyadari bahwa kita tak berdaya menghadapi penindasan, kemiskinan, penyakit, dan kematian. Dalam bagian Alkitab hari ini, sang Pengkhotbah membandingkan kenyataan yang kejam dari orang-orang yang benar-benar sendirian dalam hidup yang “sia-sia” ini dengan mereka yang memiliki teman yang membantu mereka menjalani hidup (4:9-12). Semasa hidup di dunia, memiliki teman sejati memang sangat menolong. Dari awal sampai akhir, Alkitab memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri, termasuk ketika sesama itu adalah orang yang tidak kita kenal atau kita pikir tidak layak dibantu (Ulangan 22:1-3; Lukas 10:25-37). –Tim Laniak

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB