Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing. –Keluaran 23:9
Baca: Imamat 19:9-10, 33-34
Istri salah seorang teman saya adalah seorang penjahit ternama. Ia sudah membuat sebuah rencana yang mulia sebelum beliau meninggal dunia karena sakit yang berkepanjangan. Ia memutuskan untuk menyumbangkan seluruh peralatan menjahitnya kepada serikat penjahit di kota kami, sehingga kami dapat menyediakan mesin jahit dan meja potong, serta membuka banyak kelas untuk mengajarkan keterampilan kepada para imigran baru. “Dalam perhitungan saya ada 28 kotak yang berisi kain saja,” kata suaminya kepada kami. “Enam wanita sudah datang untuk mengambil semuanya. Murid-murid mereka adalah pekerja keras yang bersemangat untuk mempelajari keterampilan baru.”
Banyak pihak telah memberikan cap yang kurang pantas kepada para pendatang. Masalah soal imigran pun menjadi isu yang memecah belah.
Sebaliknya, Musa menyampaikan pandangan Allah: “Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing” (Kel. 23:9). Ia juga meneruskan perintah Allah tentang kehidupan orang asing. “Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu . . . juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah Tuhan, Allahmu” (Im. 19:9-10).
Allah juga memerintahkan: “Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu” (ay. 33-34).
Allah telah menetapkan standarnya. Kiranya Dia memberkati kita dengan hati yang rela menunjukkan kasih kepada orang asing di sekitar kita.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat menolong orang-orang yang berbeda bangsa dan bahasa di lingkungan sekitar Anda? Di mana Anda dapat menemukan kesempatan untuk menolong seseorang dari budaya yang berbeda?
Bapa terkasih, berilah aku hati yang terbuka menyambut orang lain.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Sikap bangsa pilihan Allah terhadap “orang asing” (pihak luar) menjadi fokus teks hari ini. Dasar bagi perintah kepada bangsa Israel itu adalah karena mereka merupakan milik Allah yang sudah menebus mereka: “Akulah TUHAN, Allahmu” (Imamat 19:10,34). Kenyataan dari hubungan itulah yang menjadi panduan mereka bertindak, baik apa yang boleh maupun yang tak boleh mereka lakukan. Misalnya, dalam mengumpulkan hasil panen, mereka tidak boleh “[menyabit] ladang [mereka] habis-habis sampai ke tepinya” atau memetik “sisa-sisa buah anggur [mereka] . . . untuk kedua kalinya” (ay. 9-10). Orang asing tidak boleh ditindas (ay. 33); mereka haruslah diperlakukan “seperti orang Israel asli dari antaramu” dan dikasihi “seperti dirimu sendiri” (ay. 34). Panduan seperti ini juga menolong orang percaya untuk aktif memikirkan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk “orang-orang luar.” Petrus berkata, “Dahulu kalian bukan umat Allah, tetapi sekarang kalian adalah umat Allah. Dahulu kalian tidak dikasihani oleh Allah, tetapi sekarang kalian menerima belas kasihan-Nya” (1 Petrus 2:10 BIMK). –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar