Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita . . . melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya. –2 Timotius 1:8
Baca: 2 Timotius 1:6-14
Elliot sangat bersemangat memberitakan tentang Yesus kepada orang lain. Selama seminggu mengajarkan Kitab 2 Timotius kepada para pemimpin gereja di sebuah negara di Asia Selatan, ia mengingatkan mereka pada pesan perpisahan Paulus kepada Timotius. Ia mendorong para pemimpin itu supaya tidak malu pada berita Injil, melainkan rela menanggung penderitaan dan penganiayaan yang disebabkan oleh Injil, sebagaimana yang dialami oleh Paulus (1:8-9). Beberapa hari kemudian, Elliot mengetahui bahwa penginjilan dan perpindahan agama menjadi Kristen telah dilarang di negara tersebut. Dengan rasa prihatin yang besar atas keberadaan para pemimpin gereja tadi, Elliot berdoa agar mereka dapat bertekun serta terus mengabarkan Injil dengan berani dan segera.
Paulus memahami bahaya yang melekat dalam pemberitaan Kabar Baik. Ia sendiri dipenjara (ay. 8,16), dan telah menderita begitu rupa karena pengajarannya (ay. 11-12), termasuk didera, disesah, dan dilempari batu (lihat 2 Kor. 11:23-29). Namun, tidak ada yang dapat menghentikan Paulus untuk memberitakan tentang Yesus kepada orang lain. Prinsipnya? “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp. 1:21). Ia hidup untuk memberitakan Kristus kepada orang lain, tetapi ia tahu bahwa jika ia mati, ia akan berada bersama Yesus. Paulus mengingatkan Timotius bahwa Roh Kudus akan memberinya kekuatan ( 2 Tim. 1:7).
Allah memanggil kita semua yang percaya, di mana pun kita berada—di negeri sendiri maupun di luar negeri—untuk setia mengabarkan tentang Yesus kepada orang lain. Kita mungkin saja menderita, tetapi Dia selalu menyertai kita.
Oleh: Alyson Kieda
Renungkan dan Doakan
Apa yang memampukan Anda untuk memberitakan tentang Yesus kepada orang lain? Seperti apa penderitaan yang pernah Anda alami, karena menceritakan Kabar Baik kepada orang lain?
Ya Allah, aku rindu agar orang lain mengenal-Mu, sama seperti aku mengenal-Mu! Berilah aku kekuatan melalui Roh-Mu yang kudus, untuk memberitakan kabar baik tentang-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kebakaran Besar Roma terjadi pada tahun 64 M, di kala Paulus menulis surat 2 Timotius. Kaisar Nero menuduh orang-orang Kristen sebagai pelakunya dan menganiaya mereka. Paulus berada di dalam penjara dan sudah dekat dengan maut, ketika ia menulis surat tadi untuk menguatkan Timotius agar bertekun dalam memberitakan injil (4:2-8). Timotius tidak boleh takut atau malu, tetapi harus memberitakan Kristus dengan berani dan juga siap menderita bagi-Nya (1:7-8). Allah telah menyiapkan dirinya untuk hidup kudus (ay. 9), dan ia tidak usah takut dengan kematian karena Yesus telah mengalahkan maut dan akan kembali untuk membenarkan imannya (ay. 10-12). Iman seperti itulah yang memampukan kita untuk berani membagikan iman kita kepada siapa saja. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar