• Bukan Orang Biasa 2025-06-18

    Hendaklah mereka bersikap lemah lembut dan sopan santun terhadap semua orang. –Titus 3:1-2 (FAYH)

    Baca: Titus 3:1-11

    Pernyataan pada dinding bank tempat saya menabung menyatakan bahwa prinsip-prinsip perusahaannya dapat diringkas dalam satu kata: kesopanan. Saya merasakan sendiri sopan santun dari teller yang membantu saya bertransaksi di sana!

    Di tengah dunia yang keras dan kejam ini, bersikap sopan santun menjadi konsep yang luar biasa. Kita menemukannya dalam surat Rasul Paulus kepada sahabatnya, Titus. Ia memerintahkan Titus untuk mengingatkan jemaatnya agar “[tidak] menceritakan keburukan orang lain atau bertengkar, melainkan hendaklah mereka bersikap lemah lembut dan sopan santun terhadap semua orang” (Tit. 3:2 FAYH). Sikap sopan santun ini juga diterjemahkan dalam versi-versi Alkitab lain sebagai “ramah” (TB), “bersikap baik” (Shellabear), atau “penuh pengertian” (KSKK).

    Cara kita memperlakukan orang lain menunjukkan apakah kita memandang mereka serupa dan segambar dengan Allah atau tidak. C.S. Lewis menulis tentang ini dalam bukunya, The Weight of Glory: “Sesungguhnya tidak ada orang biasa,” katanya. “Tidak pernah kita bercakap-cakap dengan manusia fana semata-mata.” Lewis membayangkan tentang kekekalan, ketika kita akan menikmati hadirat Allah atau sebaliknya, terbuang dari-Nya untuk selamanya. Karena itu, ia mengingatkan, “Yang kita ajak bersenda gurau, bekerja sama, nikahi, rendahkan, dan manfaatkan adalah makhluk yang abadi—dampaknya adalah kengerian abadi atau kemuliaan kekal.”

    Kiranya kita mengizinkan Roh Allah menolong kita untuk memperlakukan orang-orang di sekitar kita dengan sepatutnya, yaitu sebagai manusia yang serupa dan segambar dengan Allah.

    Oleh: Bill Crowder

    Renungkan dan Doakan

    Apakah akibat dari hilangnya sopan santun terhadap interaksi Anda dengan orang lain? Bagaimana Anda dapat lebih sungguh menghadirkan sopan santun dalam interaksi Anda?

    Ya Allah, aku begitu mudah merasa frustrasi dengan orang lain. Berilah aku kesabaran dan kebaikan hati supaya aku dapat memperlakukan setiap orang dengan hormat dan sopan santun.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....

    WAWASAN

    Titus, seorang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus karena Paulus, menjadi “teman . . . yang bekerja bersama-sama" dengan sang rasul dalam pelayanannya (2 Korintus 8:23). Dalam suratnya yang ditujukan kepada Titus, Paulus menyebutnya sebagai “anakku yang sah menurut iman kita bersama” (Titus 1:4). Titus terbukti mampu membereskan masalah jemaat Korintus (2 Korintus 7:13-15; 12:17-18). Di 2 Timotius 4:10, kita mengetahui bahwa Titus melayani di Dalmatia (provinsi Romawi yang terletak di pantai timur Laut Adriatik). Ia juga melayani di Pulau Kreta (Titus 1:5). Kemungkinan Titus adalah seseorang yang ingin menghormati semua orang—suatu sikap yang juga patut kita miliki dengan pertolongan Allah. –Alyson Kieda

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB