Aku melihat kota yang kudus . . . turun dari surga, dari Allah. –Wahyu 21:2
Baca: Wahyu 21:2-5, 9-11
Di suatu malam yang sejuk, saya bertemu dengan sejumlah teman di kawasan pusat kota. Kami sangat bersemangat untuk bersantap di sebuah restoran yang menyajikan penampilan musik jazz di luar ruangan, tetapi ketika kami tiba, teras restoran itu sudah penuh. Dengan kecewa, kami pun beranjak dari sana dan harus berjalan kaki beberapa blok untuk mencari tempat makan lain.
Di muka bumi ini, kekecewaan bisa datang dalam berbagai bentuk, besar maupun kecil. Hewan peliharaan yang kita sayangi mati. Karier mandek. Masalah kesehatan muncul. Orang yang kita cintai meninggalkan kita. Memang Allah menjanjikan penghiburan-Nya di tengah segala kemunduran kita, tetapi kisah hidup kita tidak selalu berujung dengan bahagia seperti yang kita harapkan. Namun, orang-orang percaya masih mempunyai pengharapan untuk menyongsong kekekalan yang penuh sukacita.
Kitab Wahyu mencatat tentang penglihatan menakjubkan yang Allah berikan kepada Yohanes. Yohanes melihat “kota yang kudus, Yerusalem yang baru” (21:2). Kota “yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya” itu (ay. 2) memancarkan kemuliaan Allah. Allah akan tinggal di tempat itu bersama seluruh umat-Nya. Di kota-Nya tidak akan ada kejahatan, kegelapan, dan ketakutan (ay. 25-27). Terang, kedamaian, dan kebaikan akan berlimpah.
Malam itu, akhirnya kami berjalan melewati kembali restoran yang awalnya ingin kami datangi. Lampu berwarna putih menerangi trotoar, dan kami pun berhenti sejenak untuk mendengarkan musik sambil menikmati es krim. Saya menikmati momen itu, sambil menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada kesenangan duniawi yang dapat dibandingkan dengan akhir sempurna yang akan dinikmati oleh umat Tuhan selama-lamanya.
Oleh: Jennifer Benson Schuldt
Renungkan dan Doakan
Apa yang paling Anda nantikan dalam kehidupan kekal yang akan datang? Bagaimana janji masa depan yang penuh sukacita tersebut menguatkan Anda?
Ya Allah, tolonglah aku melihat penderitaanku dari sudut pandang kekekalan, karena aku tahu, Engkau telah menyiapkan masa depan yang lebih baik untukku.
Amin.. Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Allah memberi penglihatan kepada Rasul Yohanes tentang “apa yang harus segera terjadi” (Wahyu 1:1), ketika Yesus kelak datang kembali untuk memerintah dunia sebagai Raja untuk selama-lamanya (ayat 1–3). Iblis beserta dunia yang berdosa dan tidak percaya akan dihakimi dan dihukum karena kejahatan mereka (pasal 4–20).
Kemudian Yohanes melihat “langit yang baru dan bumi yang baru” (21:1). Delapan abad sebelumnya, Nabi Yesaya sudah pernah menubuatkan bahwa Allah akan menciptakan “langit yang baru dan bumi yang baru” (Yesaya 65:17; lihat juga 66:22). Para ahli menafsirkan bahwa baik Yesaya maupun Yohanes sedang menggambarkan surga atau “Firdaus” (Lukas 23:43; 2 Korintus 12:4; Wahyu 2:7), yakni “kemah Allah” tempat Dia akan tinggal bersama umat-Nya selama-lamanya (Wahyu 21:3). Dengan penuh kasih, Yesus menyebut tempat itu sebagai “rumah Bapa-Ku” (Yohanes 14:2). Namun, “hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu” (Wahyu 21:27) yang akan menikmati sukacita penuh tinggal di rumah Allah. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar