Lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya. –Yeremia 22:3
Baca: Yeremia 22:1-5
Josephine Butler, istri seorang pendeta terkemuka di Inggris, merasa terpanggil untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang dituduh sebagai “wanita malam” (tuduhan yang sering tidak beralasan), yang membuat mereka dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Dengan didorong oleh imannya yang kuat di dalam Allah, ia bertahun-tahun berjuang menggugat Undang-Undang Penyakit Menular dari tahun 1860-an, yang memaksa perempuan menjalani pemeriksaan “medis” yang kejam dan merendahkan.
Pada tahun 1883, selama berlangsungnya debat parlemen mengenai rancangan undang-undang untuk mencabut Undang-Undang tersebut, ia bergabung dengan para perempuan di Westminster untuk berdoa. Hati Josephine tersentuh melihat “para perempuan yang compang-camping dan menderita dari daerah kumuh” berdampingan bersama “para wanita bangsawan,” menangis dan berdoa memohon perlindungan Allah bagi mereka yang rentan. Mereka pun bersukacita saat rancangan tersebut akhirnya disahkan.
Panggilan yang diterima Josephine untuk berlaku adil itu menggemakan perkataan dari Nabi Yeremia, yang menyampaikan pesan Allah kepada raja-raja lalim. Sang nabi berkata, “Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras” (Yer. 22:3). Allah ingin melindungi mereka yang tidak berdaya untuk membela diri di hadapan pihak-pihak yang berkuasa.
Allah juga dapat mendorong kita untuk bertindak, dengan menolong kita mengenali ketidakadilan yang terjadi, kemudian angkat suara dan turun tangan menentangnya. Allah yang membenci kekerasan akan memampukan kita untuk menegakkan keadilan dan membela kaum yang lemah.
Oleh: Amy Boucher Pye
Renungkan dan Doakan
Bagaimana pengalaman mengikut Allah mempengaruhi cara Anda memperlakukan mereka yang lemah dan rentan? Bagaimana Allah dapat memakai Anda untuk membela seseorang yang tertindas?
Allah Maha Pemurah, Engkau mengasihi dan mempedulikan mereka yang lemah maupun yang kuat. Tolonglah aku membagikan kasih dan anugerah-Mu dengan sungguh.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Yeremia dikenal sebagai “nabi yang menangis,” karena pelayanannya sering kali penuh dengan ratapan dan air mata. Contohnya, di Yeremia 13:17 ia berkata, “Jika kamu tidak mau mendengarkannya, aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran, oleh sebab kawanan domba TUHAN diangkut tertawan.”
Dalam bacaan hari ini (22:1-5), kita membaca bahwa salah satu alasan utama tangisan Yeremia adalah karena Yerusalem akan dihancurkan, dan ia ditugaskan untuk menyampaikan peringatan itu. Yeremia menangis karena banyak yang tidak mau mendengarkan peringatan itu. Ia merindukan agar para pemimpin yang jahat kembali melakukan “keadilan dan kebenaran” (ay. 3), serta memperhatikan mereka yang tertindas. Yeremia lalu menubuatkan bahwa suatu hari nanti “orang Israel akan datang, bersama-sama dengan orang Yehuda; mereka akan berjalan sambil menangis dan mencari TUHAN, Allah mereka” (50:4). Hari ini, kita pun dipanggil dan dimampukan untuk memperhatikan serta mengasihi mereka yang tertindas. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar