Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. –Mazmur 146:8
Baca: Mazmur 146
Setelah Chantale merayakan ulang tahunnya yang ketiga belas dengan pesta berjam-jam, tiba-tiba suara tembakan senjata memecah ketenangan desanya malam itu. Chantale dan saudara-saudaranya mematuhi perintah ibunya untuk bersembunyi dan lari ke hutan. Sepanjang malam, mereka meringkuk dengan dilindungi sebatang pohon. “Matahari muncul keesokan paginya, tetapi orang tua kami tidak,” kenang Chantale. Ia dan saudara-saudaranya menjadi yatim piatu dan pengungsi, tinggal bersama dengan puluhan ribu orang di sebuah kamp pengungsian.
Ketika kita mendengar kisah seperti pengalaman Chantale, mungkin kita tergoda untuk berpaling dari kehilangan yang begitu besar. Namun, mereka yang percaya kepada Allah yang diwahyukan dalam Kitab Suci sesungguhnya mempercayai Allah yang tidak pernah berpaling dari kesengsaraan umat-Nya. Dengan penuh perhatian, Dia “melindungi orang-orang asing [dan] menolong para janda dan yatim piatu” (Mzm. 146:9 BIMK).
Allah, “yang menjadikan langit dan bumi . . . tetap setia untuk selama-lamanya” (ay. 6), terus bekerja “menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas” dan menyediakan “roti kepada orang-orang yang lapar” (ay. 7).
Chantale Zuzi Leader, yang kemudian mendirikan sebuah organisasi untuk mendidik para pengungsi perempuan, mengatakan bahwa pengalaman hidup mengajarkannya bahwa “siapa pun bisa menjadi pengungsi—kehilangan tempat aman yang dulunya pernah dimiliki.”
Kiranya tanggapan kita terhadap mereka yang kehilangan tempat yang aman sungguh-sungguh mencerminkan hati Allah, yang selalu menjadi “tempat berlindung bagi orang tertindas” (Mzm. 9:10 BIMK) dan yang “menegakkan orang yang tertunduk” (146:8).
Oleh: Monica La Rose
Renungkan dan Doakan
Apakah Anda atau seseorang yang Anda kenal pernah kehilangan tempat yang aman? Bagaimana Allah dapat bekerja melalui pengalaman sulit seperti itu?
Allah yang setia, terima kasih, karena Engkaulah tempat perlindungan bagi semua yang terluka. Tolonglah aku untuk mencerminkan hati-Mu.
Amin..., selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kitab Mazmur dikenal sebagai kumpulan lagu pujian bangsa Israel. Lima mazmur terakhir (Mazmur 146–150) disebut “Mazmur Haleluya” karena masing-masing dimulai dan diakhiri dengan seruan haleluya yang berarti, “Pujilah Tuhan!” Mazmur 146 mengajak kita untuk merayakan kebesaran Allah kita yang setia. Dia adalah Pencipta yang Mahakuasa (ay. 6), Pembebas yang penuh kasih (ay. 7-9), dan Raja yang kekal (ay. 10). Pemazmur juga mengajak kita merayakan kasih karunia-Nya, dengan bersyukur atas perbuatan-Nya yang membebaskan, memelihara, dan memberkati kita (ay. 7-9).
Siapa yang kita percayai itu penting. Sia-sia jika kita “percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan” (ay. 3). Hanya kepada Allah sepatutnya kita percaya dan memohon pertolongan, karena “berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya” (ay. 5). Kita dapat mencerminkan kebaikan hati Allah dengan memberikan perlindungan bagi mereka yang tertindas dan merawat “anak yatim dan janda” (ay. 9). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar