Tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. –Kisah Para Rasul 4:32
Baca: Kisah Para Rasul 4:32-37
Lisa dan Freddie McMillan memiliki restoran unik di Brewton, Alabama. Mereka menyajikan makanan yang baru dimasak secara cuma-cuma kepada siapa pun yang mengantre. Pasangan ini telah menggunakan tabungan pribadi mereka untuk menolong para lansia yang sering kelaparan dan jarang makan di restoran. Mereka membuka kotak donasi untuk menerima sumbangan. Lisa berkata, ”Adakalanya tidak ada apa pun di dalamnya. Sesekali ada ucapan terima kasih. Di lain waktu, kami menerima 1.000 dolar. Namun, kami selalu memiliki yang kami perlukan. Kami ingin berbagi makanan dengan mereka yang lapar, memulihkan martabat mereka, dan menguatkan komunitas.”
Memperhatikan mereka yang kurang mampu mungkin tampak seperti tanggung jawab yang berat. Karena itu, kita perlu bergantung pada Allah! Kitab-kitab Injil mencatat bagaimana Yesus memberi makan ribuan orang dengan mengajak murid-murid-Nya untuk terlibat: ”Kamu harus memberi mereka makan” (Mat. 14:16). Dalam Kitab Kisah Para Rasul, kita belajar bahwa di gereja mula-mula, orang-orang percaya hidup saling berbagi: “Segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” dan “tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka” (4:32,34). Banyak di antara mereka yang menjual harta benda dan hasil penjualan mereka diberikan kepada para rasul, lalu “dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya” (ay. 34-35). Karena mengerti bahwa milik mereka sesungguhnya adalah milik Allah, mereka dengan sukarela berbagi dengan sesama dari apa yang mereka miliki.
Allah memelihara kita, terkadang melalui tangan-Nya sendiri dan terkadang melalui tangan umat-Nya. Dia memenuhi kebutuhan kita sehingga kita pun dapat memenuhi kebutuhan orang lain.
Oleh: Elisa Morgan
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Allah menyediakan kebutuhan Anda? Bagaimana kita dapat ikut melayani bersama Allah untuk menyediakan kebutuhan orang lain di sekitar kita?
Ya Allah, aku sangat bersyukur atas pemeliharaan-Mu yang melimpah dalam hidupku! Tolonglah aku untuk berbagi dengan sesamaku dari apa yang telah Kau berikan kepadaku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Kisah Para Rasul 4:34-35 mencatat, “Semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul.” Semua ini dilakukan agar “tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka” (ay. 34). Dalam sejarah modern, beberapa negara mencoba memaksakan prinsip “berbagi” di antara warganya. Namun, upaya tersebut kerap gagal karena dua alasan penting: pertama, sistem hidup bersama yang mereka buat itu dibangun atas dasar paksaan dan ancaman; kedua, negara-negara tersebut sering menekan atau bahkan menganiaya pengikut Kristus.
Berbeda dengan sistem tersebut, jemaat mula-mula memberi dengan hati yang rela. Mereka tidak terpaksa tunduk pada undang-undang atau perintah manusia. Umat Tuhan hidup dengan “sehati dan sejiwa” (ay. 32). Ketika Allah mencukupkan kebutuhan kita, dengan pertolongan Roh Kudus, kita pun dapat bermurah hati kepada sesama. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar