• Properti Allah 2025-08-15

    Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang. –Nehemia 9:31

    Baca: Nehemia 9:1-2, 13-21

    Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar kata properti? Mungkin pikiran Anda langsung terarah pada real estat, seperti sebidang tanah atau sebuah bangunan. Namun, Anda juga bisa mengartikannya sebagai “sifat atau ciri yang dimiliki oleh seorang individu atau suatu benda.” Misalnya, properti dari jenis kayu tertentu memberikan pemahaman tentang benda tersebut. Seperti apa tekstur kayunya? Seberapa mudah kayu itu menyusut? Apakah kayu itu tahan air? Dengan kata lain, kualitas apa saja dari kayu itu yang dapat diandalkan?

    Saya dan istri biasa beribadah di gereja yang bergaya tradisional—dengan aktivitas doa bersama, berlutut, pembacaan Kitab Suci, dan Perjamuan Kudus. Salah satu doa yang kami ucapkan setiap hari Minggu mengandung kalimat ini: “Tetapi Engkaulah Tuhan yang sama, dengan properti yang selalu penuh dengan belas kasihan.” Yang dimaksud di sini bukanlah harta benda, melainkan sifat atau ciri yang dimiliki Allah—Dia menunjukkan belas kasihan, bukan hanya sesekali, tetapi selalu.

    Nehemia 9 menggambarkan bagaimana bangsa Israel berkumpul, berpuasa, mengenakan kain kabung, dan menaruh tanah di kepala mereka (ay. 1), untuk mengakui dosa mereka dan dosa nenek moyang mereka (ay. 2,16). Mereka memuji Allah atas kesabaran-Nya di sepanjang sejarah Israel: “Engkau tidak meninggalkan mereka di padang gurun karena kasih sayang-Mu yang besar” (ay. 19). Allah bisa saja meninggalkan mereka atau membiarkan mereka mati, tetapi Dia tidak pernah melakukannya. Mengapa? Karena itu bukanlah sifat Allah, sebab Dia “Allah yang pengasih dan penyayang” (ay. 31).

    Dalam doa pengakuan dosa kita, kiranya kita juga memuji sifat Allah yang dapat diandalkan, yaitu belas kasihan-Nya.

    Oleh: John Blase

    Renungkan dan Doakan

    Apa saja sifat Allah yang Anda ketahui? Bagaimana Anda akan memuji-Nya untuk sifat-sifat tersebut?

    Terima kasih, Bapa, karena sifat-Mu selalu penuh dengan belas kasihan.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu 

    WAWASAN

    Nehemia hidup dan menulis pada masa pasca-pembuangan—ketika bangsa Israel mulai kembali secara bertahap setelah 70 tahun diasingkan di Babel. Sebelumnya, Nehemia bekerja sebagai juru minuman raja, tetapi ia meminta izin dan kemudian diutus untuk memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem (lihat Nehemia 1–2).

    Dalam pasal 9, bangsa Israel dipanggil untuk mengakui dan meratapi dosa-dosa mereka sebagai umat pilihan Allah (ay. 1-2). Panggilan ini muncul setelah hukum Musa diberlakukan kembali pada pasal 8. Sesuai dengan perintah tersebut, orang Lewi dan para penyanyi mengisahkan kembali seluruh sejarah dosa bangsa mereka, termasuk masa pengembaraan nenek moyang mereka di padang gurun dan ketidaktaatan mereka kepada Allah. Lalu, mereka memuji Allah atas kasih karunia dan rahmat-Nya atas mereka (9:31). Kasih karunia dan rahmat yang sama juga diberikan kepada kita hari ini. –Bill Crowder

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Tidak Malu Bersaksi bagi Yesus 2025-09-09

Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita. –2 Timotius 1:8 Baca: 2 Timotius 1:6-12 Sebelum mati martir karena imannya yang teguh di dalam Y...

Halaman FB