• Dibutuhkan Dua Orang 2025-10-14

    Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik. –Pengkhotbah 4:9 (BIMK)

    Baca: Pengkhotbah 4:8-10

    Mendaki air terjun Sungai Dunn di Jamaika adalah pengalaman yang mendebarkan. Air itu mengalir deras melewati bebatuan halus dalam perjalanannya menuju Karibia. Melawan arus air menjadi tantangan yang dihadapi para pendaki yang ingin mencapai puncak. Bagi seorang remaja bernama JW, hal itu hampir tidak mungkin dilakukan. Ia memiliki gangguan penglihatan, dengan kemampuan melihat hanya selebar lubang jarum.

    Namun, JW tetap bertekad untuk mendaki, dan seorang teman bernama Josiah bersedia bekerja sama dengannya. Josiah menjadi mata JW, dengan memberitahukan mana saja batu licin yang harus dihindari serta di mana ia harus meletakkan tangan dan kakinya. Sebaliknya, JW menjadi hati Josiah, dengan menunjukkan seperti apa keberanian itu.

    Banyak aspek kehidupan ini terasa seperti pendakian yang sulit; karena itu tidak seharusnya kita menjalaninya sendirian. Raja Salomo menunjukkan kepada kita kebenaran itu: “Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik” (Pkh. 4:9 BIMK). Baik Josiah maupun JW mencoba melakukan sesuatu yang istimewa—dan itu hanya dapat dilakukan mereka bersama. Ayat tadi dilanjutkan dengan: “Kalau yang seorang jatuh yang lain dapat menolongnya” (ay. 10 BIMK). Namun, di sini, tidak ada yang jatuh atau gagal. Bersama-sama, Josiah dan JW berhasil mencapai tujuan mereka.

    Rancangan Allah bagi umat-Nya, yang disampaikan dengan jelas oleh Salomo dan ditunjukkan secara nyata oleh kedua remaja tadi, adalah agar kita bekerja sama. Tugas-tugas yang dipercayakan Allah kepada kita memang paling baik dikerjakan bersama, dengan masing-masing orang menggunakan keterampilan dan perasaan yang dikaruniakan Allah untuk menghasilkan sesuatu bagi kemuliaan-Nya.

    Oleh: Dave Branon

    Renungkan dan Doakan

    Mengapa penting bagi kita untuk melayani bersama saudara-saudari seiman? Apa yang Anda rasakan, ketika bekerja sama demi membawa orang lain mengenal Allah?

    Ya Allah, tolonglah aku dapat bekerja bersama-Mu dan saudara-saudari seimanku, demi melaksanakan misi-Mu di muka bumi.

    Amin 

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu 

    WAWASAN

    Kitab Pengkhotbah, yang ditulis dari sudut pandang “di bawah matahari” (Pengkhotbah 1:14) atau pengalaman manusia di muka bumi, terasa seperti suatu ratapan panjang. Apa maksud semua itu? Adakah yang benar-benar berarti? Lalu, untuk apa berusaha? Kegalauan ini berlanjut di pasal 4 ketika sang penulis, yang menyebut dirinya “Pengkhotbah” (1:1), mengamati “seorang sendirian” (4:8). Orang itu akhirnya bertanya, “Untuk siapa aku berlelah-lelah?” Pengkhotbah menyimpulkan, “Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan” (ay. 8).

    Namun, kitab ini juga mengakui bahwa memang ada jenis hidup yang layak dijalani. Orang bijak itu menyatakan, “Berdua lebih baik daripada seorang diri” (ay. 9), dan memberikan alasannya yang jelas: “Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya” (ay. 10).

    Dengan penuh kasih, Allah memperlengkapi kita untuk saling memberi dan menerima pertolongan. Kebergantungan kita satu sama lain mengingatkan kita pada kebergantungan kita yang sepenuhnya kepada Allah dan kebaikan-Nya. –Tim Gustafson

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Siapakah Sesamaku Manusia? 2025-12-16

Pergilah, dan perbuatlah demikian! –Lukas 10:37 Baca: Lukas 10:25-34, 36-37 Dari ranjang rumah sakitnya, wajah Marie Coble berseri-seri meny...

Halaman FB