• Kisah yang Memperingatkan 2025-10-09

    Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. –Pengkhotbah 5:12

    Baca: Pengkhotbah 5:12-19

    Dalam film klasik Citizen Kane, Charles Foster Kane mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan dengan membangun kerajaan surat kabar. Dalam kisah yang mengingatkan kita pada Pengkhotbah 2:4-11, Kane tidak membatasi dirinya dari kesenangan, dengan membangun sebuah kastil berisi taman-taman megah yang dipenuhi benda-benda seni.

    Seperti sejumlah konglomerat, yang sebenarnya diinginkan Kane adalah sanjungan. Ia mendanai karier politiknya sendiri dan, ketika ambisinya kandas, ia berusaha menyelamatkan reputasinya dengan menimpakan kekalahannya itu pada “kecurangan” pemilih. Ia membangun gedung opera dan memaksa istrinya yang tidak berbakat untuk berkarier sebagai penyanyi demi membuat dirinya terlihat baik. Dalam hal ini pun kisah Kane menyerupai Kitab Pengkhotbah, yang menyatakan bahwa kekayaan akan mencelakakan mereka yang mengejar dan menimbunnya (5:9-14), serta membuat pemiliknya berada “dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan” (5:16). Di akhir hidupnya, Charlie Kane tinggal sendirian di kastil itu, terkucil dan penuh amarah.

    Citizen Kane diakhiri dengan pengungkapan bahwa semua yang dikejar Charlie sesungguhnya didorong oleh keinginannya untuk mengisi kekosongan dalam hatinya, yaitu kasih sayang orang tua yang tidak dialaminya saat ia masih kecil. Saya bisa membayangkan penulis Kitab Pengkhotbah pasti sependapat. Allah Bapa kita telah “memberikan kekekalan dalam hati [manusia]” (3:11), dan hidup ini hanya dapat dinikmati bersama-Nya (2:25). Kisah Charlie Kane memperingatkan kita semua: Kebutuhan jiwa kita tidak akan terpenuhi oleh kekayaan dan kekuasaan, melainkan hanya oleh Dia yang mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita (Rm. 5:5).

    Oleh: Sheridan Voysey

    Renungkan dan Doakan

    Dalam hal apa diri Anda menyerupai Charlie Kane? Apa kebutuhan jiwa Anda yang perlu dipenuhi Allah hari ini?

    Allah Maha Kasih, ampunilah upayaku untuk mencari makna dengan mengumpulkan harta atau mencari pujian manusia. Kebutuhan jiwaku hanya dapat dipenuhi oleh-Mu!

    Amin 

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu 

    WAWASAN

    Dalam Kitab Pengkhotbah, Salomo bergumul dengan pertanyaan besar tentang makna hidup. Ia menunjukkan bahwa hidup tanpa Allah adalah sia-sia, tidak membawa kepuasan, mengenaskan, dan kehilangan makna “di bawah matahari” (lihat 1:3,13-14; 12:8). Kemudian, Salomo menerangkan bagaimana dan mengapa Allah harus menjadi pusat kehidupan kita (2:24-26; 3:11-14; 5:6,17-19).

    Ia mengulas pencapaian, kesenangan, dan pencarian manusia akan kepandaian (pasal 1–2); rutinitas hidup yang berulang tanpa kebaruan (pasal 3); serta dinamika sosial dan komunitas (pasal 4). Bekerja dan menjadi kaya tidak salah, tetapi mengejar materi demi materi akan berujung pada kekecewaan dan keputusasaan (pasal 5–6). Sebaliknya, orang yang menyembah dan takut akan Allah (4:17–5:6) akan melihat serta menikmati hasil pekerjaannya sebagai anugerah dari Allah (ay. 17-19).

    Akhirnya, Salomo menawarkan rahasia untuk mengalami hidup yang bermakna: “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang” (12:13). –K.T. Sim

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Siapakah Sesamaku Manusia? 2025-12-16

Pergilah, dan perbuatlah demikian! –Lukas 10:37 Baca: Lukas 10:25-34, 36-37 Dari ranjang rumah sakitnya, wajah Marie Coble berseri-seri meny...

Halaman FB