Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. –Mazmur 121:3
Baca: Mazmur 121
Dua pilot sempat tertidur di saat penerbangan mereka melintasi wilayah Indonesia. Si pilot utama, yang memang mendapat izin untuk tidur sejenak ketika pesawat mencapai ketinggian tertentu, terbangun dan menemukan bahwa kopilotnya juga tertidur. Keduanya tertidur sekitar 30 menit lamanya dalam pesawat yang membawa lebih dari 150 penumpang dan kru pada ketinggian 11.000 meter di atas permukaan laut. Pesawatnya sempat berbelok dari jalur, tetapi untungnya masih dapat mendarat di tujuan dengan selamat.
Para pilot yang adalah manusia biasa dapat saja tertidur di tengah penerbangan, tetapi kita dapat meyakini bahwa Allah kita tidak akan pernah tertidur.
Itulah penghiburan yang ditawarkan kepada kita melalui kata-kata dari Mazmur 121. Dalam delapan ayat, kita diingatkan bahwa Allah itu Maha Tahu, yang mengetahui seluruhnya tentang kehidupan kita; Maha Hadir, yang selalu hadir di sepanjang hari; dan Maha Kuasa, yang mampu melindungi kita. Pemazmur menyatakan bahwa pertolongan kita datang dari Allah (ay. 2). Dia adalah Penjaga dan naungan kita (ay. 5), dan Dia menjaga kita dari segala kejahatan serta menjaga nyawa kita (ay. 7).
Allah tidak pernah merasa lelah. “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap” (ay. 3). Sang pemazmur menutup dengan menyatakan, “Tuhan akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya” (ay. 8).
Ketika kita bertanya-tanya apakah Allah telah melupakan kita, kita dapat kembali meyakini bahwa Dia tetap memegang kendali. Allah selalu terjaga dan menjaga kita.
Oleh: Nancy Gavilanes
Renungkan dan Doakan
Mengapa adakalanya kita merasa Allah sepertinya tertidur? Bagaimana kesadaran bahwa Dia selalu terjaga dan mengetahui apa yang sedang Anda alami itu menghibur Anda?
Allah Maha Kuasa, terima kasih, karena Engkau selalu menjagaku.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Setiap laki-laki dewasa di Israel diwajibkan datang ke Bait Suci setiap tahun untuk merayakan tiga hari raya nasional (Ulangan 16:16). Perjalanan menuju Yerusalem bukanlah hal yang mudah. Mereka harus menghadapi jalur gunung yang curam, cuaca yang tidak menentu, binatang buas, dan ancaman perampokan. Dalam perjalanan itu, para peziarah menyanyikan rangkaian 15 “Nyanyian Ziarah” atau “Mazmur Pendakian” (Mazmur 120–134). Salah satunya adalah Mazmur 121, yang sering disebut “Mazmur Peziarah.” Mazmur ini mengungkapkan kebutuhan Israel akan perlindungan dan keamanan, serta menegaskan Allah sebagai penjaga umat-Nya.
Kata kerja Ibrani shamar, yang diterjemahkan “Penjaga” atau “menjaga,” muncul berulang kali dalam mazmur ini (ay. 3,4,5,7,8). Maknanya termasuk juga “melindungi,” “menyimpan,” “mengawasi dengan saksama,” dan “memberi perhatian.” Ketika kita menghadapi ketidakpastian dan bahaya dalam hidup ini, kita dapat merasa tenang di dalam pengawasan Allah. Dia selalu menyertai, menjaga, dan memperhatikan kita dengan saksama. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar