• Terus Memuji Allah 2025-11-17

    Setiap hari aku hendak memuji Engkau. –Mazmur 145:2

    Baca: Mazmur 145:1-13

    Pada suatu musim panas, dalam perjalanan darat menuju Montana, kami berhenti di sebuah tempat istirahat untuk meregangkan kaki. Di dalam salah satu bangunan di sana, saya mendengar seorang pemuda sedang menyanyikan sepenggal lagu pujian yang terkenal sambil mengepel lantai. Kemudian ia mulai menyanyikan himne “It Is Well with My Soul” (Jiwaku Tenanglah, KPPK 328). Saya tidak bisa menahan diri. Ketika pemuda itu menyanyikan awal dari refrein “Jiwaku . . .,” saya mengulanginya. Ia melanjutkan dengan, “tenanglah . . .,” dan saya kembali mengikutinya. Kami pun bersama-sama menyanyikan baris terakhir: “Jiwaku, jiwaku . . . tenanglah!” Ia tersenyum lebar, kami beradu kepalan tangan, sambil berkata, “Puji Tuhan.” Ketika saya kembali ke mobil sambil tersenyum lebar, suami saya pun bertanya, “Mengapa kamu begitu gembira?”

    Pikirkanlah hal-hal yang membuat kita dapat memuji Allah, seperti kebaikan, kebenaran, belas kasihan, janji, pemeliharaan, dan perlindungan-Nya. Mazmur 145 adalah salah satu dari banyak mazmur yang mendorong kita untuk terus-menerus memuji Dia. Daud menulis, “Setiap hari aku hendak memuji Engkau” (ay. 2). Sebagian orang memuji Allah dengan memainkan alat musik; yang lain dengan membaca atau mengucapkan ayat-ayat Alkitab; ada juga yang menyanyikan mazmur, lagu-lagu pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16). Ada pula yang mengungkapkan pujian mereka melalui tarian dalam ibadah. Meski dilakukan dengan berbagai cara, semua pujian yang tulus itu merupakan ungkapan dari hati yang penuh dengan rasa syukur.

    Jiwa kita memang diciptakan untuk memuji Allah. Karena kasih-Nya yang rela berkorban bagi kita, kita dapat berkata dengan yakin, “Jiwaku, tenanglah!”

    Oleh: Cindy Hess Kasper

    Renungkan dan Doakan

    Kapan Anda merasa mudah untuk mengungkapkan pujian Anda kepada Allah? Hal apa yang dapat menolong Anda memiliki fokus untuk memuji Tuhan dengan cara yang baru?

    Ya Allah, aku ingin terus-menerus memuji dan menyembah-Mu dengan hidupku. Hanya Engkau yang layak menerima segala kemuliaan.

    Amin 

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu 

    WAWASAN

    Kitab Mazmur terbagi dalam lima jilid: Mazmur 1–41, 42–72, 73–89, 90–106, dan 107–150. Di dalam masing-masing jilid terdapat sekumpulan mazmur yang memiliki tema atau ciri khas tertentu. Misalnya, Mazmur 120–134 dikenal sebagai Nyanyian Ziarah, sementara Mazmur 146–150 disebut Mazmur Haleluya karena masing-masing dimulai dan diakhiri dengan seruan “Haleluya! Pujilah TUHAN.”

    Mazmur 145 menjadi pengantar yang tepat bagi lima mazmur terakhir, karena diakhiri dengan komitmen pemazmur: “Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya” (ay. 21). Mazmur 146–150 kemudian menjawab seruan ini dengan pujian yang dimulai dan diakhiri dengan panggilan yang sama: “Haleluya! Pujilah TUHAN.”

    Mazmur 145 mengingatkan kita bahwa roh kita memang diciptakan untuk merespons segala karya Allah dengan puji-pujian. –Bill Crowder

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Siapakah Sesamaku Manusia? 2025-12-16

Pergilah, dan perbuatlah demikian! –Lukas 10:37 Baca: Lukas 10:25-34, 36-37 Dari ranjang rumah sakitnya, wajah Marie Coble berseri-seri meny...

Halaman FB