Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. –Mazmur 119:71
Baca: Mazmur 119:65-72
Otak manusia itu luar biasa kecil, dan stres bisa membuatnya menyusut lebih jauh. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres berkepanjangan dapat menyebabkan penyusutan pada korteks prefrontal, yakni bagian otak yang mengatur emosi, dorongan hati, dan interaksi sosial. Penyusutan ini dikaitkan dengan pengalaman kecemasan dan depresi; dan ini menunjukkan akibat yang diakibatkan oleh stres yang berlangsung dalam waktu yang lama. Namun, ada kabar baik: karena memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, otak manusia dapat pulih melalui latihan rutin seperti olahraga, meditasi, dan usaha membangun hubungan yang bermakna dengan sesama.
Pemazmur dalam Mazmur 119 memahami bahwa setelah menghadapi stres dan tekanan, ada pertumbuhan dan pemulihan. “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu” (ay. 71). Meski sangat menyakitkan, kesusahan menjadi guru yang mengembalikan sang pemazmur yang telah “menyimpang” dari Allah kepada sikap yang mau “berpegang pada janji-[Nya]” (ay. 67). Ia mengungkapkan rasa syukur atas kepedihan yang dideritanya dan juga atas kebaikan Allah (ay. 68). Pemazmur menyadari bahwa penderitaan dan kesusahan bisa melemahkan dirinya, tetapi ia percaya bahwa Allah akan memakai segala pengalaman itu untuk memurnikan dan memulihkannya (ay. 66).
Seperti halnya otak, jiwa kita pun dapat dilatih. Allah menggunakan latihan tersebut untuk menumbuhkan dan memperbarui kita. Melalui Kitab Suci, doa, dan perspektif yang diilhami oleh Roh Kudus, Dia mampu memulihkan dampak yang kita derita akibat kesulitan hidup. Allah dapat memakai kesusahan kita untuk menumbuhkan iman kita, dengan mengubah penderitaan kita menjadi bermakna.
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Allah telah memampukan Anda untuk bertumbuh dalam iman melalui penderitaan? Bagaimana Anda dapat terus mengembangkan sikap hati yang bersyukur?
Allah yang baik, terima kasih, karena Engkau telah membimbingku melalui setiap ujian dan kesulitan hidup.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Mazmur 119 adalah syair/nyanyian panjang yang merayakan keindahan hukum Taurat, bahkan di tengah penderitaan. Dalam ayat 65-72, pemazmur menggunakan berbagai istilah untuk menggambarkan hukum Allah: “firman,” “perintah,” “ketetapan,” “titah,” dan “Taurat.” Semua ini menjadi bagian dari ungkapan pribadi yang lahir dari pergumulan hidupnya. Dalam seruannya kepada Allah, ia menyebut dirinya “tertindas” (ay. 67,71) dan orang-orang “menodai [dirinya] dengan dusta” (ay. 69). Namun, dari masa-masa penderitaan itu, ia bersyukur atas semua hikmah yang ia peroleh. Sekalipun didera kesusahan dan diperlakukan tidak baik, pemazmur menyimpulkan: “Engkau baik dan berbuat baik” (ay. 68).
Di dunia yang dipenuhi kebencian dan luka, kita dapat bersandar pada kebaikan Allah yang tak pernah berkesudahan. Dia memakai segala sesuatu, termasuk pencobaan kita, untuk menumbuhkan iman kita dan membentuk kita semakin serupa dengan Anak-Nya, Yesus. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar