Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. –Mazmur 119:105
Pada Perang Dunia II, Waldemar Semenov bertugas sebagai insinyur junior di kapal SS Alcoa Guide. Suatu hari, kapal selam Jerman muncul dan menembaki kapalnya dalam posisi kira-kira 483 km dari perairan Carolina Utara. Alcoa Guide terkena tembakan, terbakar, lalu tenggelam. Semenov dan krunya menurunkan sekoci, dan dengan petunjuk kompas berlayar menuju jalur lalu lintas kapal. Tiga hari kemudian, pesawat patroli melihat sekoci mereka dan kapal USS Broome mengevakuasi mereka keesokan harinya. Berkat kompas tersebut, Semenov dan dua puluh enak awak kapal lainnya diselamatkan.
Pemazmur mengingatkan umat Allah bahwa mereka diperlengkapi dengan kompas kehidupan, yakni Alkitab. Ia mengibaratkan Kitab Suci sebagai “pelita” (Mzm. 119:105) yang menyediakan cahaya untuk menerangi jalan kehidupan bagi mereka yang mencari Allah. Saat pemazmur terombang-ambing dalam arus kehidupan, ia tahu Allah dapat menggunakan Kitab Suci untuk memperlihatkan arah rohani dan menolongnya untuk selamat. Ia berdoa agar Allah mengirimkan terang-Nya untuk menuntunnya dalam hidup hingga tiba dengan aman di tempat kediaman-Nya yang kudus (43:3).
Sebagai orang percaya, saat kita kehilangan arah, Allah dapat memandu kita dengan kehadiran Roh Kudus dan tuntunan firman-Nya dalam Kitab Suci. Kiranya Allah mengubah hati dan pikiran kita saat kita membaca Alkitab, mempelajarinya, dan mengikuti hikmat yang terkandung di dalamnya.
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda mengalami bagaimana satu ayat atau perikop Alkitab menjadi kompas kehidupan Anda baru-baru ini? Pernahkah Anda tergoda untuk tidak mengindahkan arahan dari kompas yang diberikan firman Tuhan?
Tuhan Yesus, terima kasih untuk hikmat Kitab Suci yang senantiasa membawaku kembali saat aku kehilangan arah.
Amin......
Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu
WAWASAN
Mazmur 119 adalah puisi akrostik yang menggunakan dua puluh dua huruf yang berurutan dari abjad Ibrani. Setiap baris dari bait pertama (ay. 1-8) dimulai dengan huruf pertama Aleph; ayat 9-16 dimulai dengan Beth, huruf kedua; dan seterusnya. Pola itu digunakan sebagai alat untuk menghafal sajak tersebut.
Dalam bacaan kita hari ini (ay. 105-112), setiap baris dimulai dengan Nun. Meski pemazmur dicemooh dan diancam karena mempercayai perintah Allah, ia tidak gentar dan memutuskan tetap berkomitmen sepenuhnya untuk mengetahui dan berpegang pada hukum-hukum Allah. Di tengah kesulitan hidup dan bahaya, ia menegaskan bahwa Kitab Suci adalah jaminannya—pelita yang menerangi jalan Allah dan terang yang memberinya petunjuk tentang bagaimana menghadapi kenyataan hidup yang gelap. Penulis percaya ketetapan-ketetapan Allah akan memperbarui dan memberinya kekuatan (ay. 107). Peringatan-peringatan Allah adalah milik pusakanya dan kegirangan hatinya. (ay. 111). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar