Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. –1 Tawarikh 29:9
Baca: 1 Tawarikh 29:1-9
Riset menunjukkan adanya hubungan antara kemurahan hati dan sukacita: mereka yang memberikan uang dan waktu mereka untuk menolong orang lain didapati lebih bahagia daripada yang tidak. Dari temuan itu, seorang psikolog menyimpulkan, “Berhentilah melihat pemberian sebagai kewajiban moral, dan mulai menganggapnya sebagai sumber kesenangan.”
Meski memberi dapat membuat kita bahagia, saya mempertanyakan apakah kebahagiaan harus menjadi tujuannya. Jika kita hanya bermurah hati kepada orang atau tujuan yang membuat kita senang, bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih biasa atau lebih sulit, yang juga perlu kita dukung?
Kitab Suci juga mengaitkan kemurahan hati dengan sukacita, tetapi untuk alasan yang berbeda. Setelah menyumbangkan kekayaannya bagi pembagunan Bait Allah, Raja Daud mengajak bangsa Israel untuk ikut memberikan persembahan (1 Taw. 29:1-5). Bangsanya menanggapi dengan murah hati dan sukarela—mereka menyumbangkan emas, perak, dan batu permata (ay. 6-8). Namun, perhatikanlah alasan sukacita mereka: “Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan” (ay. 9 ). Kitab Suci tidak pernah mendorong kita memberi supaya kita senang, tetapi memberi dengan tulus dan rela demi suatu kebutuhan. Sukacita biasanya akan menyusul.
Kita mungkin sadar, lebih mudah mencari dana untuk gerakan penginjilan daripada bagi kebutuhan administratif, karena orang percaya senang merasa ikut andil dalam mendanai pelayanan di garis depan. Akan tetapi, marilah kita juga mendukung kebutuhan yang lain, karena Yesus sendiri telah rela menyerahkan diri-Nya demi menjawab kebutuhan kita (2 Kor. 8:9).
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Menurut Anda, mengapa kemurahan hati dan sukacita saling terkait? Kebutuhan-kebutuhan “biasa” apa saja yang mungkin membutuhkan kemurahan hati Anda saat ini?
Allah Bapa, terima kasih atas sukacita yang dirasakan ketika kami memberi. Berilah kami hati yang sukarela untuk memberi, demi mencukupkan kebutuhan-kebutuhan yang biasa-biasa saja.
Amin..mm
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Selain undangan Daud kepada umat untuk memberi persembahan bagi pembangunan Bait Allah, 1 Tawarikh 29 juga memperlihatkan penyerahan takhtanya kepada Salomo, yang diterima bangsa Israel sebagai raja mereka yang baru (ay. 21-28). Kehidupan Daud, seperti juga pemerintahannya, ditandai oleh konflik berdarah, tetapi Salomo (yang namanya berasal dari kata Ibrani untuk “damai”) akan mempunyai pemerintahan yang berbeda. “Masa keemasan” Salomo ditandai dengan tercapainya kemakmuran dan pengaruh luar biasa yang tidak pernah dialami sebelumnya oleh Israel, serta termasyhurnya hikmat sang raja di seluruh wilayah Timur Dekat kuno. Selain itu, pemerintahan Salomo ditandai oleh proyek-proyek pembangunan besar-besaran, termasuk pembangunan bait Allah dan istananya sendiri (dibangun dalam waktu sekitar tiga belas tahun). –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Biro Infokom HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar