Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. –Mazmur 103:13
Baca: Mazmur 103:13-18
Setelah Gabriel yang berusia delapan tahun menjalani operasi untuk mengeluarkan tumor dari otaknya, terdapat bekas jahitan yang cukup terlihat pada sisi kepalanya. Waktu bocah itu berkata kepada ayahnya bahwa ia terlihat seperti monster, sang ayah mendapat ide: untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada anak lelakinya itu, ia membuat tato pada sisi kepalanya dengan bentuk yang mirip dengan bekas jahitan di kepala Gabriel.
Menurut pemazmur, seperti itulah rasa sayang Allah yang berempati dan berbelas kasihan kepada anak-anak-Nya. Daud menggambarkan kasih Allah dengan kiasan yang diambil dari kehidupan manusia. Menurutnya, kasih itu selembut perhatian seorang ayah yang baik kepada anak-anaknya (Mzm. 103:13). Sama seperti ayah manusia menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya, demikian juga Allah, Bapa kita di surga, menunjukkan kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebagai Bapa yang penuh kasih sayang, Dia turut menyelami apa yang dirasakan oleh umat-Nya.
Ketika kita lemah dan merasa tidak layak dikasihi karena hidup kita penuh cela, kiranya kita menerima, dengan iman, kasih Bapa Surgawi itu untuk kita. Dia menunjukkan kasih sayang-Nya dengan jalan mengutus Putra-Nya yang kemudian “menyerahkan nyawa-Nya untuk kita” (1 Yoh. 3:16)—demi keselamatan kita. Perbuatan Allah tersebut tidak hanya memungkinkan kita mengalami kasih-Nya kepada kita, tetapi juga membuat kita dapat memandang kepada salib dan melihat bukti kasih itu sendiri. Tidakkah Anda bersukacita karena memiliki Imam Besar yang dapat “turut merasakan kelemahan-kelemahan kita” (Ibr. 4:15)? Bekas-bekas luka di tubuh-Nya menjadi bukti.
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Anda menjembatani kenyataan antara mengetahui Allah mengasihi Anda dan mengalami kasih itu? Apa perasaan Anda saat menyadari Imam Besar kita, Yesus Kristus, dapat ikut merasakan setiap luka yang Anda alami?
Bapa Surgawi, terima kasih untuk kasih sayang-Mu kepadaku. Kiranya Engkau berkenan memakai bekas luka dan cela di hidupku bagi kemuliaan-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Mazmur 103 diawali dan diakhiri dengan panggilan untuk memuji Allah—diawali dengan pujian dari pribadi (ay. 1-2), hingga segala ciptaan (ay. 20-22), dan kembali kepada pribadi lagi di akhir ayat 22. Di antaranya, mazmur tersebut merenungkan betapa pantasnya seluruh ciptaan memuji Allah dan mencantumkan banyaknya cara Allah yang dipakai-Nya untuk menyatakan diri sebagai Allah dengan kebaikan yang tak terbatas.
Di dalam banyak hal, mazmur ini (lihat ay. 8,12,18) adalah kelanjutan dari pernyataan diri Allah yang diberikan kepada Musa dalam Keluaran 34:6-7: “Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” Mazmur 103 mengingatkan para penyembah akan rahmat Allah (ay. 8), sehingga mereka diyakinkan bahwa belas kasihan, kasih, dan kesetiaan-Nya lebih besar dari kelemahan dan dosa mereka (ay. 13-14). Semua orang diundang untuk mengalami sukacita dari penyembahan kepada-Nya. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar