Barnabas ingin membawa Yohanes Markus, tetapi Paulus merasa tidak baik membawa Markus. –Kisah Para Rasul 15:37-38 (BIS)
Baca: Kisah Para Rasul 15:36-40
Pada usia tujuh tahun, Thomas Edison tidak suka dan tidak berprestasi di sekolah. Setelah dikatai “bodoh” (terganggu pikirannya) oleh seorang guru, Thomas berlari pulang. Sehabis berbicara dengan guru tersebut keesokan harinya, ibunya yang lulusan sekolah guru memutuskan mengajari Thomas di rumah. Dengan kasih dan dorongan dari ibunya (dan karunia kepandaian luar biasa dari Allah), Thomas akhirnya menjadi penemu besar. Ia kemudian menulis, “Ibu sayalah yang menjadikan saya yang sekarang. Beliau begitu tulus, begitu yakin pada saya, dan saya merasa memiliki seseorang yang menjadi alasan saya hidup, seseorang yang tidak boleh saya kecewakan.”
Dalam Kisah Para Rasul 15, kita membaca Barnabas dan Rasul Paulus melayani bersama sebagai misionaris sampai mereka berselisih pendapat tentang membawa serta Yohanes Markus atau tidak. Paulus menentang ide itu karena sebelumnya Markus pernah “meninggalkan mereka di Pamfilia” (ay. 36-38). Akibatnya, Paulus dan Barnabas berpisah. Paulus membawa serta Silas dan Barnabas mengajak Markus. Barnabas bersedia memberi Markus kesempatan kedua, dan dorongan yang diberikannya berperan menolong Markus untuk berhasil dalam melayani sebagai misionaris. Markus sendiri kemudian menulis kitab Injil dan bahkan menjadi penghiburan bagi Paulus yang dipenjara (2 Tim. 4:11).
Banyak dari kita dapat melihat ke belakang dan menyebut seseorang yang pernah memberi kita semangat serta berperan besar dalam hidup kita. Allah mungkin memanggil Anda untuk melakukan hal yang sama bagi seseorang dalam hidup Anda. Siapa yang akan Anda semangati?
Oleh: Alyson Kieda
Renungkan dan Doakan
Siapa yang pernah mempercayai Anda dan membantu Anda berhasil? Apa yang ia lakukan untuk menyemangati Anda?
Ya Allah, terima kasih karena Engkau menyertaiku dan menempatkan orang-orang dalam hidupku yang berperan dalam menjadikan diriku yang sekarang.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Belajar adalah salah satu aspek kehidupan terpenting, bahkan bagi pemikir dan pemimpin agung seperti Rasul Paulus. Kita melihat proses belajar itu ketika kita mempertimbangkan sikapnya terhadap Yohanes Markus dalam Kisah Para Rasul 15, dibandingkan dengan sikapnya dalam 2 Timotius 4. Di Kisah Para Rasul 15:38, ketika Paulus dan Barnabas sepakat untuk mengunjungi jemaat-jemaat yang telah mereka rintis, Paulus menolak untuk mengizinkan Yohanes Markus mendampingi mereka karena dalam perjalanan sebelumnya, anak muda itu telah “meninggalkan mereka”. Dalam 2 Timotius 4:10-16, Paulus menulis bahwa ketika ia membutuhkan dukungan teman-temannya, mereka juga telah “meninggalkan” dirinya. Namun, di sini, alih-alih mengenyahkan mereka karena telah meninggalkannya (seperti yang diperbuatnya dengan Yohanes Markus), ia memohon agar mereka tidak disalahkan. Sungguh perubahan sikap yang luar biasa, yang ditegaskan oleh perkataan Paulus yang menghormati dan mensyukuri keberadaan Markus di 2 Timotius 4:11. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar