Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu. –Amsal 17:17
Baca: Amsal 27:6-10
Saya bertemu dengan teman saya ini pada dekade 1970-an. Saat itu saya masih menjadi guru bahasa Inggris dan pelatih basket di SMA, dan ia anak baru bertubuh kurus tinggi. Tak lama kemudian ia bergabung dalam tim basket dan kelas saya—dan kami pun bersahabat. Teman ini, yang bertahun-tahun menjadi rekan editor saya, berdiri di depan saya pada pesta perpisahan saat saya pensiun untuk bercerita tentang warisan persahabatan kami yang telah terjalin lama.
Bagaimana pertemanan yang dipersatukan oleh kasih Allah dapat menguatkan kita dan mendekatkan kita kepada Yesus? Penulis Amsal mengerti bahwa pertemanan memiliki dua komponen yang membesarkan hati. Pertama, teman sejati memberi nasihat yang berharga, meski itu tidak selalu mudah diterima atau diberikan (27:6): “Seorang kawan memukul dengan maksud baik,” jelas penulis Amsal. Kedua, teman yang berada di dekat kita dan dapat dihubungi memiliki arti penting saat kita menghadapi krisis. “Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh” (ay. 10).
Tidak baik bagi kita untuk melangkah seorang diri dalam hidup. Ini seperti kata Salomo, “Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik” (Pkh. 4:9 BIS). Dalam hidup, kita perlu memiliki teman dan juga menjadi teman. Kiranya Allah menolong kita untuk “saling mengasihi sebagai saudara” (Rm. 12:10) dan “saling membantu menanggung beban” (Gal. 6:2 BIS). Artinya, kita menjadi teman yang dapat menyemangati dan mendekatkan orang lain kepada kasih Yesus.
Oleh: Dave Branon
Renungkan dan Doakan
Dalam hal apa Anda mungkin telah menutup diri dari orang lain? Bagaimana Anda dapat selalu terhubung dengan orang-orang percaya lainnya agar terus menyemangati satu sama lain?
Ya Allah, selidikilah hatiku saat aku melihat teman-teman yang kumiliki. Tolonglah aku agar dapat memberi nasihat yang berpusat pada Kristus dan juga rela menerima nasihat yang bijak dari mereka.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Di dalam Alkitab, kata teman (sahabat/kawan) muncul beberapa kali. Dalam Kitab Ayub, Ayub menyesali perilaku mereka yang tadinya ia anggap sahabat (Ayub 12:4; 19:14). Dalam Kitab Mazmur, Daud bergumul soal sahabat-sahabat yang pernah mengkhianatinya (Mazmur 31:12; 38:12; 41:10; 55:13-15; 109:4-5). Kitab Amsal memberikan kata-kata yang membantu kita memahami persahabatan yang benar dan yang salah. Kita melihat dua acuan itu dalam bacaan hari ini (Amsal 27:6,10). Nasihat bijak dari Amsal berikutnya antara lain: “seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib” (16:28); dan “Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah” (22:24). Mungkin ini gambaran yang terbaik: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (17:17). Seperti yang dialami Abraham dan Musa, sahabat sejati dan kawan terbaik kita adalah Allah sendiri (Keluaran 33:11; Yakobus 2:23). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar