Setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. –Ibrani 3:4
Baca: Ibrani 3:1-6
Mulai dari tangga putar hingga kamar tidur yang luas, dari lantai kayu hingga karpet mewah, dari ruang cuci yang besar hingga ruang kerja yang tertata rapi, seorang agen jual-beli rumah menunjukkan sebuah rumah yang sedang dijual kepada sepasang suami-istri. Pasangan muda itu tak henti-hentinya memuji keindahan rumah tersebut: “Anda memilihkan rumah yang terbaik untuk kami. Rumah ini sangat mengagumkan!” Namun, sang agen menjawab dengan cara yang mungkin tidak lazim, tetapi tidak salah juga: “Akan saya sampaikan pujian Anda kepada pembangunnya. Orang yang membangun rumah inilah yang layak menerima pujian, bukan rumah ini maupun orang yang menunjukkannya kepada Anda.”
Ucapan agen itu mengingatkan saya pada perkataan penulis Kitab Ibrani: “Orang yang membangun rumah harus mendapat kehormatan lebih besar daripada rumah itu sendiri” (3:3 bis). Penulis kitab itu sedang membandingkan kesetiaan Yesus, Anak Allah, dengan Nabi Musa (ay. 1-6). Meski Musa mendapat hak istimewa untuk berbicara dengan Allah secara langsung dan memandang rupa-Nya (Bil. 12:8), ia hanyalah seorang “pelayan” dalam rumah Allah (Ibr. 3:5). Kristus sebagai Pencipta (1:2,10) layak dimuliakan sebagai “ahli bangunan segala sesuatu” dan sebagai Anak “yang mengepalai rumah [Allah]” ( 3:4,6). Rumah Allah itu adalah umat-Nya.
Ketika kita melayani Allah dengan setia, Yesus, Sang Ahli Bangunan itulah yang layak menerima kemuliaan. Segala pujian yang kita terima, sebagai rumah Allah, haruslah diteruskan penuh kepada-Nya.
Oleh: Anne Cetas
Renungkan dan Doakan
Apa yang telah Allah bangun dalam hidup Anda? Dengan cara unik seperti apa Anda dapat memuliakan Yesus saat orang memuji Anda?
Tuhan Yesus, Engkau layak menerima segala pujianku. Kiranya hidup dan ucapanku hari ini memuliakan-Mu.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Ibrani 3:4 mengingatkan kita bahwa “ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah,” dan prinsip ini diperkuat dalam bagian lain dari Kitab Suci. Di Mazmur 127:1 kita membaca: “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” Sebelum inisiatif membangun menara Babel tiba-tiba dihentikan, para pembangunnya yang sombong itu membual, "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama” (Kejadian 11:4). Sebelum dipermalukan, Raja Nebukadnezar berkata, "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" (Daniel 4:30). Namun sesudahnya, ia “memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu” (ay. 34). –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar