Esau berlari mendapatkan Yakub, didekapnya dia. –Kejadian 33:4
Baca: Kejadian 33:1-11
Di perguruan tinggi, saya mempelajari karya-karya William Shakespeare selama satu semester. Kelas tersebut menugaskan mahasiswa untuk membaca sebuah buku teks tebal berisi segala tulisan yang pernah Shakespeare hasilkan. Saya harus selalu membawa buku yang beratnya beberapa kilogram itu. Membawa beban seberat itu telah membuat punggung saya sakit dan pada akhirnya merusak pengait logam pada tas saya!
Ada beberapa hal yang terlalu berat untuk kita bawa. Beban emosional dari luka batin di masa lalu, misalnya, dapat membebani kita dengan kepahitan dan kebencian. Namun, Allah ingin kita mengalami kebebasan lewat pengampunan yang kita berikan kepada orang lain dan, sekiranya mungkin, berdamai juga dengan mereka (Kol. 3:13). Semakin dalam rasa sakitnya, semakin lama pula waktu yang mungkin dibutuhkan untuk berdamai. Tidak apa-apa. Butuh bertahun-tahun bagi Esau untuk mengampuni Yakub yang telah mencuri hak kesulungan dan berkatnya (Kej. 27:36).
Ketika mereka berdua akhirnya bertemu kembali, Esau dengan murah hati mengampuni saudaranya, bahkan mendekapnya (33:4). Tidak sepatah kata pun terucap sebelum mereka menangis tersedu-sedu. Seiring waktu, Esau sudah melupakan amarah yang pernah membuatnya terpikir untuk membunuh Yakub (27:41). Tahun-tahun yang berlalu itu juga memberi Yakub kesempatan untuk melihat betapa dalamnya ia telah menyakiti saudaranya. Ia pun bersikap rendah hati dan penuh hormat selama pertemuan mereka (33:8-11).
Pada akhirnya, kedua bersaudara itu tiba pada titik ketika masing-masing tidak lagi menuntut apa pun dari yang lain (ay. 9,15). Mereka cukup puas dengan pengampunan yang diberikan dan diterima, serta mengalami kelegaan setelah terbebas dari beban berat di masa lalu.
Oleh: Jennifer Benson Schuldt
Renungkan dan Doakan
Pelanggaran seperti apa yang rasanya paling sulit untuk Anda maafkan? Bagaimana mengampuni orang lain dapat mencerminkan hubungan Anda dengan Bapa surgawi?
Ya Allah, bebaskanlah aku dari kepahitan dan kemarahan.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Yakub dan Esau adalah saudara kembar yang lahir dari pasangan Ishak dan Ribka. Sebelum mereka lahir, Allah berfirman kepada Ribka: “Dua bangsa ada dalam kandunganmu . . . ; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda” (Kejadian 25:23). Dari garis keturunan Esau muncullah orang Edom (36:9), musuh orang Israel. Dari Yakub, yang lebih muda, muncullah kedua belas suku Israel. Yakub meyakinkan Esau untuk menjual hak kesulungannya demi semangkuk sup (25:29-34) dan menipu sang ayah agar memberinya berkat kesulungan yang seharusnya diberikan kepada Esau (27:1-29). Meskipun hubungan mereka tidak mulus, kita membaca tentang reuni mereka berdua dan pengampunan yang diberikan Esau dalam teks hari ini (33:1-9). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar