• Tidak Ada Penilaian Palsu 2025-02-18

    Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. –Efesus 4:25

    Seorang pelanggan dari layanan berbagi tumpangan bercerita bahwa ia pernah dilayani oleh berbagai jenis pengemudi. Ada yang menyetir sambil makan buah yang berbau kurang sedap, ada yang sedang bertengkar dengan kekasihnya, dan ada pula yang mencoba mengajaknya ikut dalam investasi bodong. Meski sudah mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan itu, alih-alih memberikan penilaian buruk, ia justru memberikan lima bintang kepada para pengemudi tersebut. Ia menjelaskan, “Mereka tampaknya orang baik-baik. Saya tidak ingin mereka dikeluarkan dari aplikasi karena penilaian saya yang buruk.” Ia memberikan ulasan palsu, dengan menyembunyikan kebenaran dari para pengemudi tadi . . . dan juga orang lain.

    Ada banyak alasan yang bisa mendorong kita menyembunyikan kebenaran dari orang lain. Namun, Rasul Paulus mendorong jemaat di Efesus untuk mengatakan kebenaran kepada satu sama lain dengan penuh kasih sebagai manusia baru di dalam Kristus. Untuk itu kita perlu membangun kebiasaan yang dipenuhi “kebenaran dan kekudusan” (Ef. 4:24), yaitu hidup yang dikhususkan bagi Kristus dan mencerminkan kehendak-Nya. Mereka harus mengganti kebohongan dengan ucapan kebenaran karena kebohongan bersifat memecah-belah dan mengacaukan, sementara kebenaran akan menyatukan kita sebagai umat Tuhan. Paulus menulis, “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota” (ay. 25).

    Yesus memampukan kita untuk berani menjauhi kebohongan dan tidak memberikan “penilaian palsu”—segala sesuatu yang dapat merusak kesatuan kita dengan saudara seiman kita. Ketika hidup kita dijalani dalam kasih, dan di bawah tuntunan tangan Allah, kita akan dimampukan untuk membagikan kebenaran dengan “baik hati dan berbelaskasihan” (ay. 32 BIMK).

    Oleh: Marvin Williams

    Renungkan dan Doakan

    Kapan Anda pernah tergoda untuk menyembunyikan kebenaran dari saudara seiman? Mengapa penting bagi kita untuk membagikan apa yang jujur dan benar?

    Ya Allah, tolonglah aku untuk berhubungan dengan orang lain, dalam ketulusan yang didorong oleh kasihku kepada-Mu dan orang lain.

    Amin...

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...

    WAWASAN

    Dalam Efesus 4:17-32, Paulus mengontraskan cara-cara licik “Iblis” (ay. 27) dengan kebenaran dari cara-cara Allah. “Orang-orang yang tidak mengenal Allah” tersesat dalam “pikirannya yang sia-sia” (ay. 17) dan “pengertiannya yang gelap” (ay. 18). Paulus menekankan bahwa “kebodohan” itu dikarenakan “kedegilan hati mereka” (ay. 18). Hal ini mencerminkan pilihan mereka yang sengaja untuk menolak kebenaran Allah. Sebaliknya, kita telah “menerima . . . kebenaran yang nyata dalam Yesus” (ay. 21) sehingga kita dapat “menanggalkan manusia lama” dan “nafsunya yang menyesatkan” (ay. 22). Kita harus hidup di dalam kebenaran Allah. –Tim Gustafson

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB