• Dilema Spiritual 2025-04-05

    Besarlah Tuhan dan sangat terpuji. –Mazmur 145:3

    Baca: Mazmur 145:1-8

    Dalam satu hari, umumnya orang mengecek ponselnya sebanyak 150 kali. Bayangkan sejenak hal tersebut. Ada yang menyita perhatian kita, dan bisa jadi hal itu tidak membawa kebaikan bagi kita. Itulah yang diyakini Tristan Harris. Ia adalah salah satu narasumber dalam film yang dibintangi oleh tokoh-tokoh ternama di bidang teknologi, yaitu mereka yang memperkenalkan kita kepada “media sosial.” Akan tetapi, alih-alih memberikan pujian, mereka justru menyuarakan peringatan, dengan menyebut realitas kita hari ini (dan juga menamai filmnya) sebagai The Social Dilemma (Dilema Sosial). “Kita adalah produknya. Perhatian kita adalah produk yang diperjualbelikan kepada para pemasang iklan.” Kita tentu memberikan perhatian kita kepada sesuatu yang kita anggap berharga atau layak. Namun, tidak jarang apa yang kita berikan perhatian itu bisa jadi sesuatu yang akhirnya kita puja.

    Kata dilema mengindikasikan situasi ketika sebuah keputusan harus diambil. Percaya atau tidak, kita menghadapi dilema serupa dalam kehidupan spiritual kita, tentang satu keputusan yang kita harus buat setiap hari: Siapa atau apa yang akan mendapatkan perhatian saya? Dengan kata lain, Siapa atau apa yang akan saya puja? Pemazmur jelas menentukan pilihannya: “Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya” (Mzm. 145:2). Ayat selanjutnya menjelaskan alasannya: “Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga” (ay. 3).

    Pemazmur percaya bahwa tidak ada satu pun yang dapat menandingi kebesaran Allah, sehingga ia memberikan seluruh perhatiannya kepada-Nya. Tidak ada yang lain—hanya Allah yang layak menerima pujian kita.

    Oleh: John Blase

    Renungkan dan Doakan

    Jika dibandingkan dengan waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab, hal apa yang menyita perhatian kita? Perubahan apa yang dapat Anda lakukan untuk mencegah teknologi menjadi berhala?

    Engkau saja, ya Allah, yang layak menerima pujianku. Tidak ada yang sebanding dengan-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...

    WAWASAN

    Keramahtamahan dan kebaikan yang tulus dapat dipakai Tuhan untuk menguatkan para pengerja-Nya. Selain dinamika yang ditunjukkan Lidia dengan membuka hati dan rumahnya dalam Kisah Para Rasul 16:14-15, kita melihat pola yang serupa dengan si kepala penjara di Filipi. Setelah mendengar dan mempercayai apa yang ia dan keluarganya harus lakukan agar diselamatkan, si kepala penjara “membasuh bilur [Paulus dan Silas]” (ay. 33). Kemudian, “ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka” (ay. 34). Kisah Para Rasul pasal 28 juga mencatat contoh kebaikan yang luar biasa. Ketika Paulus berlayar ke Roma sebagai tahanan, badai mengandaskan kapal mereka di Pulau Malta. Paulus memakai karunia kerasulannya untuk melayani para penduduk pulau itu, dan keramahan mereka menghibur dirinya (ay. 3-10). –Arthur Jackson

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB