• Hati yang Pemurah 2025-06-12

    Janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan. –Ibrani 13:16

    Baca: Ibrani 13:15-21

    Ketika bintang sepak bola Sadio Mané asal Senegal bermain untuk klub Liverpool di Liga Primer Inggris, ia dibayar jutaan dolar per tahun dan menjadi salah satu pemain dari Afrika dengan bayaran tertinggi di dunia. Para penggemar menemukan foto Mané yang membawa iPhone dengan layar retak dan bercanda tentang dirinya yang menggunakan perangkat rusak itu. Mané merespons dengan tenang. “Untuk apa saya mempunyai 10 mobil Ferrari, 20 jam tangan berlian, dan dua buah pesawat jet?” tanyanya. “Dulu saya kelaparan, bekerja di ladang, bermain bola tanpa alas kaki, dan tidak bersekolah. Namun, sekarang saya bisa membantu orang. Saya memilih untuk membangun sekolah-sekolah dan menyediakan makanan atau pakaian bagi orang miskin. . . . [Mengembalikan] sebagian dari apa yang telah saya terima dalam kehidupan ini.”

    Mané tahu betapa egoisnya menimbun semua kemakmurannya ketika begitu banyak tetangga di kampung halamannya berjuang dalam kondisi yang sulit. Kitab Ibrani mengingatkan kita bahwa cara hidup yang bermurah hati ini adalah panggilan bagi kita semua, bukan hanya bagi mereka yang berada. “Janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan,” kata penulis, “sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah” (13:16). Memupuk hati yang pemurah bukan hanya baik untuk dilakukan, tetapi menurut Kitab Suci, kemurahan hati juga berkenan kepada Allah. Bukankah kita ingin menyenangkan hati Allah?

    Definisi kemurahan hati bukanlah soal seberapa banyak kita memberi. Sebaliknya, kemurahan hati menunjuk kepada sikap hati kita. Satu hal yang dapat kita lakukan untuk “berkenan kepada [Allah]” (ay. 21) adalah membuka tangan kita dan membagikan apa yang kita miliki.

    Oleh: Winn Collier

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana cara Anda menunjukkan kemurahan hati? Hal apa yang dapat menolong Anda untuk mengembangkan hati yang pemurah?

    Ya Allah, terima kasih atas kemurahan hati yang telah Engkau tunjukkan kepadaku. Tolonglah aku untuk bermurah hati juga.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....

    WAWASAN

    Tidak diketahui siapa yang menulis Surat Ibrani. Meski demikian, dari abad ke abad, para pakar tetap berspekulasi tentang identitas penulisnya, dan menyebut kemungkinan seperti Paulus, Lukas, Apolos, dan juga Barnabas, Priskila, Silas, dan Filipus sang penginjil. Memang sosok orang yang menulis kitab itu bisa diperdebatkan, tetapi peran Roh Kudus sebagai penulis utama tidak terbantahkan. Pembaca surat ini adalah orang-orang percaya berlatar belakang Yahudi yang sudah mengalami kesulitan besar, dan terancam meninggalkan iman kepada Yesus Sang Mesias karena pergumulan mereka. Surat ini menguatkan mereka untuk tetap percaya kepada Allah, dengan memberikan sejumlah peringatan untuk menegaskan pesannya (2:1-3; 3:7–4:11; 6:4-6; 12:25-26). Untuk menguatkan umat, sang penulis berusaha menunjukkan bahwa Yesus lebih tinggi dari segala sesuatu—malaikat-malaikat, Musa, Yosua, imam besar, sistem korban, dan lainnya. Tidak hanya Yesus lebih superior, Dia juga teladan terbaik dari pengorbanan dan kemurahan yang sejati. Kita mencerminkan hati-Nya, ketika kita bermurah hati. –Bill Crowder

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Tak Berdaya, tetapi Tetap Berdoa 2025-09-10

Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu. –2 Tawarikh 20:12 Baca: 2 Tawarikh 20:2-4, 6-12, 15 Hati An...

Halaman FB